"DINAMIKA perjalanan bangsa lazim naik turun seperti jalan desa! Kali ini, di usia 105 tahun Hari Kebangkitan Nasional, perjalanan bangsa itu berada pada titik terendah jalan menurun!" ujar Umar. "Korupsi kalangan pengelola negara nyaris pada semua bidang dan tingkatan, jadi penyebab keterpurukan di titik nadir itu!""Tapi di ujung setiap jalan menurun selalu ada pendakian kembali!" timpal Amir.
"Out going generation yang korup itu segera kembali ke hadirat-Nya! Generasi baru (yang semoga) bukan saja antikorupsi tapi juga kreatif--juara Olimpiade fisika, matematika, aneka lomba inventor internasional--hadir menggantikan! Semua itu bisa menjadi titik awal kebangkitan kembali bangsa ini ke masa depan!""Harapan itu tak mengada-ada!" sambut Umar.
"Potensi itu nyata adanya! Namun, apakah bangsa ini mampu mengaktualkan potensi itu sebagai kekuatan pembangkit tergantung pada kemampuan untuk lebih dahulu menyiapkan pelampung menyelamatkan bangsa yang terlanjur tenggelam akibat penguasa korup?"
"Menurut pengalaman dari perjalanan sejarah bangsa, kekuatan pembangkit yang potensial seperti itu pada akhirnya bertekuk lutut di sudut kerling sistem dominan yang de facto eksis dalam pengelolaan kekuasaan negara!" tukas Amir. "Contohnya nasib mahasiswa selaku kekuatan pembangkit yang bahkan menjatuhkan Orde Baru pada Hari Kebangkitan Nasional ke 90 tanggal 20 Mei 1998!
Hanya dalam hitungan bulan sistem dominan berhasil mengelaborasi kekuatan pembangkit yang dihadirkan mahasiswa itu menjadi sebatas instrumen kekuasaan dengan memaketnya dalam sebuah Tap MPR anti-KKN! Sedang inti dayanya--tokoh-tokoh mahasiswa era itu terakomodasi sistem dominan melalui 'penyesuaian sistemik' yang bahkan kini ketokohannya tak menonjol lagi!"
"Terlihat, potensi kekuatan untuk bangkit yang ada pada barisan belia kebanggaan kita--para juara Olimpiade iptek dan inventor--akhirnya juga bisa saja cuma dijadikan instrumen kekuasaan sistem dominan!" timpal Umar. "Bisa begitu karena sifat utama kekuatan pembangkit era 1908 yang berlanjut ke 1928 dan 1945 yakni konsistensi melawan arus sistem dominan, tak dimiliki pembangkit era kini! Sistem dominan masa itu kekuasaan penjajah, kini penguasa yang korup!" ***
0 komentar:
Posting Komentar