"PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melempar 'bola panas' pembuatan keputusan kompensasi kenaikan harga BBM subsidi ke DPR!" ujar Umar. "Kompensasi itu membantu warga miskin mengatasi kenaikan harga kebutuhan akibat kenaikan harga BBM, berupa bantuan langsung tunai (BLT), beras warga miskin (raskin), bantuan siswa miskin (BSM), dan bantuan keluarga harapan—khusus warga miskin yang punya anak sekolah!"
"SBY melempar 'bola panas' itu agar DPR yang membuat keputusan, membebaskan dia dan Partai Demokrat (PD) dari tudingan cari benefit dari kompensasi kenaikan harga BBM—terutama BLT!" timpal Amir. "Dengan secara formal DPR yang memutuskan, kecurigaan yang merebak bahwa SBY dan PD mencari cara untuk mengucurkan BLT demi keuntungan politiknya menyambut Pemilu 2014, mudah ditepis!"
"Lemparan 'bola panas' ke DPR itu jawaban dari kecurigaan itu, setidaknya Ketua Umum PDIP Megawati di televisi menyatakan seperti penilaiannya pada 2008 kini 7 fraksi di DPR menolak BLT!" tukas Umar. "Itu membuat fraksi yang menolak BLT bisa terpojok karena kalau dalam sidang DPR secara terbuka menolak BLT, mudah diasumsikan tidak mengutamakan kepentingan warga miskin—yang jumlah penerima BLT dan raskin 75 juta keluarga!"
"Sebaliknya kalau dengan pertimbangan itu setuju ikut memutuskan kompensasi kenaikan BBM, praktik yang sama dengan penyaluran BLT 2008—2009, mudah diperkirakan siapa yang paling diuntungkan dan menarik hasil sama dari BLT 2013—2014 pada pemilu berikutnya!" timpal Amir.
"Itu menunjukkan lemparan 'bola panas' ke DPR itu langkah politik yang brilian, apa pun pilihannya benefit bagi SBY dan PD!" "Tapi itu bukan langkah politik seketika!" ujar Umar.
"Malah itu strategi jangka panjang yang dilakukan dengan tidak pernah menyesuaikan harga BBM bersubsidi selama beberapa tahun, ditahan sampai subsidinya mencekik APBN dan bertepatan menjelang pemilu berikutnya! Sehingga, ketika harganya disesuaikan tepat menjelang pemilu, kompensasinya bisa memberikan benefit yang sangat efektif!"
"Malangnya bangsa ini kalau penguasanya setiap memenangkan pemilu dengan cara seperti itu, bukan prestasi menyejahterakan rakyat!" timpal Amir. "Buktinya, jumlah rakyat miskin penerima BLT terus makin banyak!" ***
0 komentar:
Posting Komentar