Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

May Day, Polisi Jangan Anarkis!

"TRAUMA May Day pada Amerika Serikat karena ratusan buruh tewas 4 Mei 1886 di Lapangan Haymarket, Chicago--setelah 350 ribu buruh mogok sejak 1 Mei--akibat polisi membabi-buta menembaki massa!" ujar Umar. "Waktu itu polisi yang bertugas 180 orang! Untuk May Day 2013 di Jakarta, Polda Metro mengerahkan 23 ribu polisi! Jika 180 polisi bisa tak terkendali, konon pula 23 ribu polisi ketika menghadapi aksi ratusan ribu buruh yang sangar?" 

"Untuk itu, kalau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan agar aksi buruh pada May Day hari ini tidak anarkis, demikian pula Kapolri, tak kalah penting juga mengingatkan polisi agar tak anarkis!" timpal Amir. "Itu perlu dikemukakan, karena aksi buruh hari ini dapat 'amunisi' untuk beringas--penangguhan oleh Gubernur DKI UMP 2013!"

"Polisi memang tak layak gegabah menghadapi massa buruh yang besar!" tegas Umar. "Kasus Trisakti I (13 Mei 1998) yang merebak jadi aksi besar mahasiswa menjatuhkan Orde Baru, juga berawal dari polisi grogi menabur peluru ke massa, menewaskan 4 mahasiswa!" 

"Kemampuan polisi kita mengendalikan massa, sejauh tercermin di tayangan televisi, masih terlalu mengandalkan bentrokan, adu fisik dengan massa menonjolkan tameng panjang, pelindung kepala dan pakaian berlapis bantal!" timpal Amir. "Kasihan anggota polisi yang memakai selubung amat rapat, berat dan tebal itu di terik matahari berjam-jam melawan massa yang lebih bebas lari kian-kemari!" 

"Lalu setelah massa mundur sambil melempari polisi dengan batu, polisi melayaninya dengan melemparkan batu juga!" tukas Umar. "Entah sekolahnya di mana mengendalikan massa lewat perang batu gaya intifadah begitu! Tapi tampak, polisi tak belajar brilian!" 

"Polisi belum menyesuaikan cara kerja era komunikasi, meski memiliki banyak perwira berkemampuan komunikasi baik!" sambut Amir. "Dalam menghadapi aksi massa besar seperti May Day, polisi belum mengutamakan pendekatan komunikasi--proaktif sejak awal berkomunikasi dengan koordinator lapangan (korlap) guna tawar-menawar membina saling pengertian justru memperlancar aksi massa tanpa berlebihan mengganggu masyarakat luas! Sikap birokratis polisi masih kental, padahal sudah bukan zamannya lagi polisi cuma menunggu laporan rakyat di pos!" ***

0 komentar: