"KAPAN sebenarnya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diberlakukan?" tanya Umar.
"Isunya digoreng sejak awal tahun, pakai pengurangan suplai hingga antrean kendaraan di SPBU seantero negeri memacetkan transportasi, menimbulkan dampak psikologis kenaikan inflasi pada triwulan I 2013 sampai 5,7% dari patokan APBN 4,7% untuk sepanjang tahun 2013! Begitupun, hingga hari ini kepastian berlakunya harga baru BBM belum juga ada!"
"Bertele-telenya rencana kenaikan harga BBM itu mengesalkan, hasil terakhir Lembaga Survei Nasional (LSN) di Jakarta, 86,1% responden tegas menolak kenaikan harga BBM!" timpal Amir. "Menurut Direktur Eksekutif LSN Umar S. Bakry, hanya 12,4% yang setuju kebijakan pemerintah itu!" (Kompas, 28-5)
"Tapi menggoreng isu kenaikan harga BBM agar inflasi melejit itu kayaknya dilakukan terencana untuk menekan kehidupan rakyat miskin hingga merasa butuh sekali bantuan dalam bentuk apa pun!" tukas Umar. "Semakin berlarut ketidakpastian kapan mulai berlaku harga baru BBM, laju inflasi akan semakin pesat hingga nantinya mencapai 7,2%, sesuai itung-itungan semua segi terkait dana kompensasi kenaikan harga BBM!" "Artinya, memang ada target politik penguasa yang harus dicapai lewat kompensasi kenaikan harga BBM itu!" sambut Amir.
"Itu hal utama kenapa sampai 86% lebih warga menolak kenaikan harga BBM! Karena dengan beraneka program kompensasi yang harus gol itu, hingga pelaksanaan kenaikan juga mundur terus, ujungnya nanti hasil penghematan subsidi dari menaikkan harga BBM itu hanya akan impas dengan dana kompensasi yang dikeluarkan! Alhasil, secara riil nilai APBN yang berhasil ditekan dengan kenaikan harga BBM itu menjadi tidak cukup signifikan lagi!"
"Itu karena tujuan menggoreng kenaikan harga BBM sebenarnya bukan penghematan subsidi BBM secara maksimal—hingga mundur-mundur pun tak masalah—tapi benefit politik penguasa prioritasnya!" tegas Umar. "Tujuan dicapai dengan memadu efek psikologis penggorengan kenaikan harga BBM dan realitas mekanissme pasar hingga warga miskin tercekik kesulitan! Saat itu kalau ada orang menolak kompensasi dengan mudah ditepis, 'Menolong saudara miskin dalam kesulitan kok diprotes!' Tak peduli kesulitan itu ciptaan penguasa sendiri!" ***
0 komentar:
Posting Komentar