“DALAM satu hari, Rabu (8-5), Densus 88 Polri baku tembak lawan teroris di beberapa tempat secara bersamaan—Bandung, Kebumen, Kendal, dan Batang!” ujar Umar. “Akhirnya, 10 teroris tewas dan 12 tertangkap hidup! Di Bandung 3 tewas 1 hidup, di Kebumen 3 tewas 4 hidup, di Kendal dan Batang 4 tewas 7 hidup! Tampak, jumlah teroris semakin banyak dibandingkan penangkapan masa-masa sebelumnya!”
“Selain itu baku tembaknya tambah lama pula!” timpal Amir. “Di Bandung tujuh jam! Malah di Kebumen, sampai Kamis pagi belum selesai, masih tersisa satu teroris melakukan perlawanan! Jadi, selain jumlahnya tambah banyak, perlawanannya juga kian seru!”
“Itu dia!” tukas Umar. “Tapi kenapa sih, kok jumlah teroris semakin banyak begitu?” “Jumlahnya yang makin banyak dan lokasinya yang kian berserak menambah sulit menduga motivasi atau musabab yang mendorong kemunculannya!” tegas Amir.
“Artinya, tidak mudah mengidentifikasi dengan sel-sel atau stelsel berdasar lokasi semata, konon lagi jika menggebyah-uyah dengan pengelompokan dalam satu aliran tertentu! Terkesan dewasa ini teroris sudah tak harus lagi serangkai hasil binaan tokoh-tokoh tertentu, tapi bisa lahir hanya bersifat inspirasional lewat informasi yang mudah didapat di dunia maya!”
“Bahkan singgungan antara satu dan lain kelompok belum tentu ada karena organisasi teroris sama-sama tertutup dan serbarahasia!” timpal Umar. “Karena itu, kalau dari informasi yang digali lewat satu seri penangkapan bisa mendapatkan demikian banyak lokasi dan jaringan teroris baru, betapa lagi jaringan-jaringan yang tanpa singgungan dengan kelompok tersebut jika masih tersisa—belum tercium gerak dan persembunyiannya!”
“Untuk itu, selain polisi lebih canggih mencium jejak teroris dengan wajah-wajah baru itu, masyarakat juga diminta jangan lengah pada hal-hal yang mencurigakan!” tukas Amir. “Khususnya kalangan ulama, mengingat kebanyakan teroris berdalihkan ajaran agama, selain meluruskan dalil yang disalahgunakan untuk menarik orang menjadi teroris, juga mencari tahu penyebab kenapa penyimpangan ajaran itu masih acap terjadi! Jika bisa menemukan penyebab dan menghentikan penyimpangan ajarannya, panjang barisan teroris perlahan bisa dikurangi!”
0 komentar:
Posting Komentar