"BUDI Utomo didirikan para pelajar Stovia 20 Mei 1908 untuk mengangkat derajat, harkat dan martabat warga pribumi yang direndahkan dengan ditindas dan diperbudak penjajah!" ujar Umar. "Tujuan itu menandai bangkitnya kesadaran sebagai sebuah bangsa untuk memperjuangkan harkat dan martabat bangsa kita sederajat dengan bangsa-bangsa lain!"
"Perjuangan itu menghantar bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya, menjadi bangsa berdaulat sederajat dengan bangsa-bangsa lain!" timpal Amir. "Sebagai bangsa merdeka, setiap warga negara sederajat dengan sesama warga negara Republik Indonesia lainnya, sama di muka hukum! Harkat-martabat setiap warga negara wajib dihormati oleh siapa pun, lebih-lebih oleh lembaga representasi negara yang berfungsi mengayomi dan melayani rakyat!"
"Begitu legal-formalnya!" tegas Umar. "Namun secara substantif, masih banyak warga belum mendapatkan harkat dan martabat sebagai warga merdeka sesuai tujuan kebangkitan nasional 105 tahun lalu itu! Masih banyak yang diperbudak--seperti buruh pabrik panci di Tangerang--yang bahkan diperlakukan lebih buruk dari zaman penjajah! Banyak pula yang karena miskin direndahkan harkat dan martabatnya justru oleh lembaga representasi negara sebagai pelayan rakyat--diberi raskin oplosan beras buruk tak layak konsumsi!"
"Ada tiga ihwal perendahan harkat-martabat warga!" timpal Amir. "Pertama sistemik, terjadi karena lembaga negara yang melayani rakyat dalam membuat aturan kerjanya tak mengacu harkat dan martabat warga yang dilayaninya! Misal, aturan kerja Bulog yang membenarkan pengoplosan beras buruk untuk raskin! Kedua akibat pelanggaran hukum seperti perbudakan di pabrik panci!
Ketiga, akibat penyimpangan aturan kerja untuk cari untung pribadi--semisal pengoplosan untuk mencuri beras bagus diganti beras buruk agar beratnya tetap!"
"Untuk ihwal pertama, setiap lembaga negara pelayan rakyat harus memeriksa ulang semua aturan kerjanya hingga tak terdapat peluang merendahkan harkat dan martabat warga!" tegas Umar.
"Buat ihwal kedua dan ketiga, hukum harus bertindak tegas! Relevansinya, bangsa ini sukar bangkit jika harkat-martabat warganya masih direndahkan--belum beranjak dari 105 tahun yang lalu--justru dilakukan oleh sesama warga bangsanya sendiri!" ***
0 komentar:
Posting Komentar