"DUA kebijakan yang menjadi momok hingga ditunda terus, penghentian stimulus ekonomi The Fed (Bank Sentral AS) dan kenaikan harga BBM bersubsidi, pekan lalu dijalankan seiring!" ujar Umar. "Gubernur The Fed Ben Benarke Rabu mengurangi stimulus ekonomi selama 2013 untuk dihentikan 2014! Di sini, Presiden SBY Sabtu menaikkan BBM subsidi--premium jadi Rp6.500/liter dan solar Rp5.500/liter!"
"Menteri Keuangan Chatib Basri berulang kali menyebut rencana The Fed menghentikan stimulus ekonomi yang akan diikuti Bank Sentral Jepang dan Eropa itu sebagai penyebab merosotnya IHSG ke bawah angka psikologis 5.000 awal pekan lalu, diikuti merosotnya kurs rupiah tembus 10.000/dolar AS!" timpal Amir.
"Setelah kebijakan The Fed itu diambil, IHSG Jumat sore ditutup di bawah angka psikologis 4.500, tepatnya 4.482,44! Dalam sepekan terakhir IHSG terpangkas sekitar 10%! Kalau tren itu tak bisa diatasi, IHSG bisa jemblok ke level 1.000-an lagi seperti terjadi 2008!"
"Itu versi Chatib Basri! Versi pengamat, IHSG terjun bebas karena rencana kenaikan harga BBM, investor hengkang karena dampaknya buruk bagi perekonomian!" tegas Umar.
"Para investor asing hingga 18 Juni telah melepas surat obligasi Indonesia Rp17,3 triliun!
Dalam satu hari Kamis lalu saja, net transfer investor asing sebesar Rp2,26 triliun! (Tempo.Co) Imbas semua itu ke rupiah cukup telak, menjelang harga baru BBM diberlakukan Jumat petang rupiah ditutup Rp10.011/dolar AS (Kompas.com). Intervensi BI tak sanggup menahannya tetap di bawah 10.000/dolar AS!"
"Tampak, kedua momok itu layak ditakuti! Tapi itu baru terkait makro-ekonomi! Sedang yang lebih menyakitkan rakyat justru dampak mikro-ekonominya, dari kenaikan harga kebutuhan pokok yang sebelum BBM naik Kamis lalu sudah melonjak 10%, sampai pukulannya ke dunia usaha yang bisa berakibat PHK massal!" tukas Amir.
"Betapa runyam warga Indonesia yang dipaksa menghadapi kedua momok secara bersamaan, bertepatan tahun ajaran baru, puasa Ramadan, dan Idulfitri, yang lazim mendongkrak harga barang! Di negeri lain rakyatnya dilndungi dari dampak kebijakan the Fed itu! Di sini, justru rakyat yang jatuh tertimpa karung The Fed, pemerintah timpa lagi dengan barel (tong drum) BBM!" ***
0 komentar:
Posting Komentar