"PEMERINTAH RI menambah utang baru Rp390 triliun, padahal utang sebelumnya mencapai Rp2.032,72 triliun!" ujar Umar. "Utang baru itu, menurut Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar, digunakan untuk APBNP 2013, khususnya subsidi! Jumlah subsidi energi (BBM dan listrik) dalam APBN 2013 seluruhnya Rp358,2 triliun!" (detikFinance, 4-6).
"Utang baru itu dikritik Direktur Indef Enny Sri Hartati (detikFinance, 10-6). Ia menuding pemerintah kecanduan utang!" timpal Amir. "Apalagi, utang digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif, seperti subsidi! Ia ingatkan kecanduan utang ini bisa menyebabkan instabilitas ekonomi yang memicu krisis! Pembayaran utang dan bunganya butuh devisa lebih banyak, ekspor kita justru kian jeblok!"
"Utangan baru untuk menutupi subsidi itu melanggar tradisi utang pemerintah kita dari zaman ke zaman. Lazimnya utang hanya digunakan untuk proyek yang punya aspek refinancing membayar kembali utangnya" tegas Umar.
"Bahkan, di masa lalu, pemasukan dari utang itu langsung diklaim dalam bentuk proyek-proyek infrastruktur, membangun jalan, bendungan irigasi, dan sejenisnya!" "Tidak produktifnya penggunaan utang juga terlihat pada belanja modal yang menurun pada APBNP 2013!" tukas Amir.
"Itu bertolak belakang dengan pernyataan pemerintah soal stimulus fiskal! Menurut Enny, belanja modal sebagai stimulus fiskal di APBNP 2013 justru turun, dari 16% jadi 15,7%!" "Itu baru angkanya! Realisasi penyerapannya bahkan bisa lebih rendah lagi seperti sampai 15 Mei lalu, belanja modal APBN 2013 baru terserap 10,97%!" timpal Umar.
"Pihak Badan Pusat Statistik menyebutkan kelambatan penyerapan belanja modal pemerintah itu menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi! Kuartal I 2013, dari estimasi 6,4%, hanya terealisasi 6,02%! Akibat pelambatan pertumbuhan ekonomi itu prediksi penerimaan pajak, khususnya PPh 2013, juga ikut turun sebesar Rp53,5 triliun!"
"Era ekonomi kondusif pun terlihat mulai menurun, terusik melemahnya dukungan fiskal, penyerapan belanja modal pemerintah merosot!" tegas Amir. "Ironisnya, utang baru bukan mengatasi masalah, melainkan dipakai belanja nonproduktif! Justru memperparah!"
0 komentar:
Posting Komentar