Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Ekonomi Iran dari ‘Warfare’ ke ‘Welfare’!

"PRESIDEN baru Iran Hassan Rouhani sebelum dilantik 3 Agustus harus siap rancangan sistem ekonomi, selain lobi Amerika-Eropa guna memperlonggar tekanan aneka sanksi atas negerinya terkait program nuklir!" ujar Umar. "Ekonomi Iran kini terpuruk, nilai mata uang riyal dalam setahun terakhir merosot lebih separuh, inflasi melejit sampai 40%!"

"Semua itu jadi lebih buruk oleh provokasi Israel ke Barat untuk terus menekan Iran!" timpal Amir. "Saat Rouhani terpilih, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkoar agar Barat tidak melonggarkan tekanan pada Iran hanya karena wishful thinking (prasangka baik) presiden yang terpilih tokoh moderat!"

"Mengatasi kelicikan Yahudi memang ujian terpenting diplomasi Rouhani!" tegas Umar.

"Hal itu bisa dicapai jika Rouhani berhasil memainkan truf minyaknya yang saat normal produksi 4,5 juta barel/hari! Lalu banting setir dari sistem ekonomi warfare—sejak diterapkan karena diserang Irak yang waktu itu antek AS (1981—1 88)—beralih ke welfare!"

"Memang Iran kebablasan dengan warfare oleh kegigihannya melawan Barat sampai panen sanksi tak bisa jual minyak, awal bangkrutnya negeri!" tukas Amir. "Nuklir dipompa menjadi kebanggaan nasional, tapi menghancurkan ekonominya! Jadi, Rouhani harus realistis, transparan dalam program nuklir untuk kemakmuran—seperti Jepang sejak awal—tak ada yang dirahasiakan! Tingkat manfaat dan mudarat program nuklir disebandingkan! Ketimbang mudaratnya lebih menonjol!"

"Kekayaan alam Iran dengan 4,5 juta barel/hari minyak mentah merupakan kekuatan ekonomi yang bisa membawa Iran bangkit kembali dalam waktu singkat!" ujar Umar. "Kuncinya, ekonomi Iran siap mengintegrasikan kembali dengan perekonomian global! Seiring dengan itu, hubungan dengan dunia Islam diperbaiki, khususnya dari kerusakan akibat gerilyawan Hizbullah yang selalu dikaitkan dengan Iran! Terakhir Mesir marah, Hizbullah membantu rezim Assad di Suriah melawan pemberontak yang mayoritas Sunni! Pastikan, satu-satunya lawan Hizbullah hanya Yahudi Israel!"

"Tampak, banyak hal yang harus dilakukan Iran untuk beralih dari warfare ke welfare!" tegas Amir. "Rouhani sebagai politisi berpendidikan tinggi lebih paham soal itu!" ***

0 komentar: