"KATA sementara di program ciptaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seperti bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) di babak akhir masa berkuasanya mengesankan karya SBY itu antiklimaks!" ujar Umar. "Di babak akhir dua periode berkuasa itu semestinya pekerjaan finishing dari rangkaian tahapan programnya! Sedangkan kata ‘sementara’ mencerminkan program tak terencana, malah realitas kondisi warganya compang-camping!"
"Kesannya begitu! Resultante kata sementara itu menunjukkan program-program sebelum itu yang dilakukan satu dekade kekuasaannya tidak dilakukan by design!" timpal Amir. "Jika by design, tahap pertama mungkin dasar atau fondasi, tahap kedua fisik bangunan, lalu finishing! Sedangkan ini, di babak akhir malah sementara, istilah lazim keadaan darurat!"
"Cerminan kurang terencananya program-program era kekuasaan SBY mungkin tak lepas dari gambaran umum gaya sang tokoh, yang mudah ragu hingga mau begini atau begitu nanti dulu, lalu tak jadi, sedang yang jadi di luar desain!" tukas Umar.
"Kecenderungan mudah ragu itu bahkan sudah dianggap khas SBY sehingga judul headline halaman pertama Kompas (Rabu, 19-6), menulis dengan huruf berukuran besar, Presiden Jangan Ragu!".
"Namun, hal itu ditiru banyak kepala daerah dengan berlagak ragu dalam membangun infrastruktur daerahnya sehingga jalan yang zaman Belanda beraspal bagus, kini onderlaag-nya saja sudah beterbangan!" timpal Amir.
"Alhasil, kondisi darurat yang tersimpul dalam kata sementara di program SBY itu merupakan gambaran darurat yang realistis di banyak daerah! Artinya, istilah sementara pada program SBY itu gambaran komprehensif realitas nasional hingga ke daerah-daerah!"
"Namun, di balik semua itu, kita layak angkat salut setinggi-tingginya kepada SBY karena pemakaian istilah sementara itu ekspresi kejujurannya menggambarkan secara realistis kondisi masyarakat kita yang masih serbadarurat!" tegas Umar.
"Diharapkan, pada babak pamungkas periode kedua kekuasaannya, SBY tak lagi melabeli program bantuan pada warga di bawah garis kemiskinan dengan istilah sementara, tetapi dijadikan program permanen! Sehingga bantuan kepada si miskin tak lagi sekadar komoditas politik semata!" ***
0 komentar:
Posting Komentar