“LCGC—low cost green car (mobil murah ramah lingkungan)— harganya di bawah Rp100 juta/ unit, segera memenuhi jalan- an!” ujar Umar. “Regulasinya lewat Peraturan Pemerintah Nomor 41/2013 dirilis Senin lalu, disambut antusias produsen otomotif! Terutama Toyota dan Daihatsu yang sudah siap meluncurkan LCGC si kembar—Agya dan Ayla! Bahkan, Agya sudah dapat pesanan 15 ribu unit dan Ayla 10 ribu unit!” (Kompas Otomotif,10-6)
“Suzuki juga memamerkan LCGC-nya Wagon R di PRJ! Honda dan Nissan menyusul!”sambut Amir.
“Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perin- dustrian Budi Darmadi mem- prediksi penjualan mobil naik 50 ribu unit tahun ini dengan hadirnya LCGC. Tahun depan produksinya 300 ribu unit!
Dengan harganya murah, se- bagian dari 60 juta pengendara sepeda motor nantinya beralih ke LCGC!” “Kini untuk mobil di atas Rp100 juta cicilannya ada yang Rp1 juta/bulan—dengan uang muka 30% sesuai aturan BI— untuk LCGC bisa sekitar Rp700 ribu/bulan!” tebak Umar. “Bu- kan hanya pemakai sepeda motor beralih ke LCGC, pemilik
mobil tahun rendah pun akan menjadikan mobilnya sebagai uang muka mobil baru yang murah!
“Konsekuensinya, jalanan yang sekarang sudah padat dan macet di titik-titik tertentu, akan makin penuh sesak oleh mobil!” tukas Amir.
“Penam- bahan panjang dan lebar jalan tak sebanding dengan tambahan mobil 1 juta unit per tahun—bahkan 2012 tambah 1,1 juta unit! Ini layak jadi per- hatian pemerintah semua ting- kat untuk cepat menambah panjang dan lebar jalan agar kemacetan tak kian parah!”
“Sayangnya, Pemerintah Pusat lebih sibuk regulasi pajak barang mewah untuk penjualan mobil, pemerintah daerah lebih sibuk menarik pajak kendaraan bermotor (PKB), ketimbang membangun dan memperbaiki jalan!” tim- pal Umar.
“Akibatnya, bukan saja jalanan semakin macet,juga rusaknya makin parah! Ironisnya, uang pajak kenda- raan untuk membangun jalan justru dialihkan jadi biaya jalan-jalan pejabat daerah— studi banding dan umrah! Bu- kan melarang pejabat umrah, melainkan pakai uang sendiri dong, bukan APBD!”
“Jelas, kecuali hebohnya menarik pajak, pejabat pusat dan daerah tertinggal oleh laju otomotif negerinya!” ujar Amir. “Buktinya, jalan semakin macet dan rusak!” ***
0 komentar:
Posting Komentar