“IHSG—indeks harga saham gabungan—di Bursa Efek Indoneia (BEI) yang pekan lalu gagah di atas 5.000, awal pekan ini longsor!” ujar Umar. “Selasa (11-6) sore IHSG ditutup pada posisi 4.588,35. Itu saja belum cukup! Rabu (12,6) pagi saat pasar dibuka IHSG anjlok 2,02% di posisi 4.517,85.
Longsor susulan masih bisa berlanjut!” (Kompas.com, 12-6)
“Penyebab longsornya IHSG, kata pengamat, karena investor kabur bersama gain dan dividen (bagian laba akhir tahun) yang baru dibagi banyak perusahaan!” sambut Amir. “Dalam sehari Selasa lalu, jumlah dana yang ditransfer investor asing Rp3,9 triliun!”
“Modal yang ditarik itu mereka jadikan dolar AS!” tegas Umar.
“Kurs dolar pun melonjak! Rupiah jadi gempor—lemah lunglai—terimbas longsornya IHSG! Senin dan Selasa lalu dolar sempat tembus Rp10 ribu. Tapi cepat diatasi Bank Indonesia (BI) Selasa sore dolar ditutup Rp9.830!”
“Selasa malam pimpinan BI rapat, membuat sejumlah kebijakan!” timpal Amir.
“Pertama menaikkan bunga fasilitas simpanan 25 basis poin, lalu mengulang jurus kembar yang pernah dipraktikkan akhir 2011 saat bursa efek goyah seperti sekarang!” ujar Umar. “Jurus kembar itu, menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi Johansyah, yakni melanjutkan intervensi di pasar valas dan membeli kembali surat berharga negara/surat utang negara (SBN/SUN).
Harga SBN/SUN yang dilepas investor pun tak jatuh sehingga tak mengimbas nilai rupiah.” (detikFinance, 12-6) “Semua itu akibat IHSG longsor karena investor kabur! Kenapa investor kabur?” tanya Amir.
“Para pengamat domestik menyebut akibat tertunda-tundanya kenaikan harga BBM, lalu dampak kenaikan harga BBM itu nanti buruk pada ekonomi! Itu alasan investor menarik modalnya dari Indonesia!” jawab Umar.
“Versi Menteri Keuangan Chatib Basri, ini fenomena global karena tiga alasan, rencana The Fed (Bank Sentral AS) dan Bank of Japan memutuskan tak melanjutkan monetary stimulusnya, kemudian Draghi (Gubernur Bank Sentral Eropa) menyatakan hal yang sama! Akibatnya, arus modal dari emerging market itu diperkirakan akan berkurang!”
“Lebih celaka jika keduanya benar!” entak Amir. “Dampak kebijakan domestik dan global secara bersamaan menghantam kita!” ***
0 komentar:
Posting Komentar