Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Akhirnya, Gang Dolly Ditutup!


"RABU 18 Juni, pukul 20.00, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini secara resmi menutup lokalisasi pelacuran terbesar di Asia Tenggara, Gang Dolly!" ujar Umar. 

 "Penutupan itu mendapat perlawanan dari lebih 1.000 penjaja seks komersial (PSK) dan 300-an mucikari, warga setempat, dan preman yang sejak Rabu pagi memblokir Jalan Jarak, menghambat pasukan polisi agar tak bisa masuk ke lokasi!"

"Tapi pasukan polisi yang datang bukan bentrok mendobrak blokade PSK dan preman, melainkan menjaga agar mereka tidak mengganggu rumah warga di jalan utama!" timpal Amir. "Acara penutupan Gang Dolly dilakukan Wali Kota di Islamic Center! 

Dasar penutupannya, perda yang melarang penggunaan bangunan dan tempat untuk berbuat asusila!" "Meski menghadapi perlawanan dari PSK dan mucikari serta pekerja lokalisasi, tekad Risma menutup Gang Dolly tak terbendung karena didukung Gubernur Jawa Timur Sukarwo maupun Kapolda!" tegas Umar. 

 "Dukungan dari Gubernur termasuk dana alih kerja buat PSK! Tapi seorang PSK yang diwawancara Elshinta menolak dana itu karena dianggap terlalu kecil dibanding penghasilan mereka selama ini, sekitar Rp9 juta/bulan!" 

 "Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan selaku 'eksekutor' keputusan Wali Kota menyatakan Pemkot tidak akan melakukan penutupan Gang Dolly secara frontal dengan memblokir pintu masuk Jalan Jarak dan menutup gang-gang di Dolly!" tukas Amir.

 "Penutupan dilakukan dengan mengedepankan dialog dengan penghuni dan pekerja lokalisasi untuk beralih kerja, dalam waktu sampai Dolly benar-benar tutup!" (Kompas.com, 18/6) "Menurut Hendro, penutupan dilakukan bertahap terus-menerus seiring program pemberdayaan yang dijalankan untuk masyarakat terdampak!" timpal Umar. 

 "Ditutupnya secara resmi lokalisasi Dolly, tamu yang biasa datang akan berpikir dua kali sebelum masuk lokalisasi. Kondisi itu seperti di lokalisasi lain di Surabaya yang secara resmi telah ditutup duluan, kata Hendro. Secara alamiah mereka tutup sendiri-sendiri karena sepi!" 

 "Proses terpenting penutupan Dolly pada Ramadan dan Idulfitri ketika PSK dan mucikari yang umumnya berasal dari luar kota cuti mudik!" lanjut Amir. "Dengan Dolly telah resmi ditutup, mereka takkan berani kembali ke Dolly! Apalagi gaung gereget Risma menutup Dolly—yang sering ditayangkan televisi—terngiang terus di telinga, mereka jadi takut ke Surabaya, seperti ular mencari pukul!" ***

0 komentar: