Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Ekonomi Kreatif pada Debat Capres!


"TERKAIT relevansi perhatian pemerintah terhadap ekonomi kreatif, debat capres Minggu berubah menjadi kesepahaman!" ujar Umar. "Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto bahkan menolak saran tim kampanyenya untuk tidak mendukung apa pun yang dikemukakan pesaingnya, Jokowi! Ia terus terang mendukung program Jokowi dalam membina ekonomi kreatif! 

Tak kepalang, ia menyatakan itu sembari menjabat tangan Jokowi!" "Tapi apakah ekonomi kreatif itu?" tukas Amir. "Karena kementeriannya digabung dengan pariwisata, ekonomi kreatif jadi dikesankan cuma kerajinan dan kesenian rakyat! Jokowi sendiri masih bicara tentang pengemasan seni tari untuk pariwisata! Padahal sebenarnya, ekonomi kreatif jauh lebih luas dari itu!"

"Keluasan itu justru tecermin dari ucapan Prabowo kenapa ia mendukung Jokowi dalam ekonomi kreatif, karena anaknya juga aktif di bidang desainer yang terkait jaringan internasional!" timpal Umar. "Di Lampung, industri kreatif menggeliat cukup signifikan, khususnya dengan kreasi sulam usus dan desain batik Lampung! 

Namun, sebagai industri, pasarnya belum berhasil menembus kota-kota besar dan ekspor, padahal di pasar lokal tampak digemari pendatang—pertanda punya peluang di pasar luar daerah!" "Lebih dari itu, dari karnaval budaya setiap HUT Bandar Lampung terlihat kreasi unik etnis dan nonetnis yang berpotensi besar menjadi varian ekonomi kreatif daerah ini!" tegas Amir. 

 "Tentu saja potensi itu baru bisa terealisasi menjadi kekuatan ekonomi kreatif jika ada kesungguhan dari para pelakunya dan pembinaan sungguh-sungguh dari instansi terkait!" "Secara umum kegiatan ekonomi kreatif sangat luas, dari pernak-pernik khas etnis hingga animasi berdimensi media massa universal!" timpal Umar. 

 "Sebagai ruang kreativitas, ekonomi kreatif bisa menjadi tempat pembinaan generasi muda memulai dan membina karier yang punya masa depan sesuai tuntutan zaman!" "Artinya, kalau selama ini pembinaan dari lembaga sejenis Dekranasda hanya menangani pelatihan atas karya-karya kreatif khas etnis atau lokal, untuk selanjutnya sudah harus memulai dengan peranti multimedia!" ujar Amir. 

 "Selain itu, lembaga-lembaga pembina tersebut juga mengembangkan diri dalam bidang marketing untuk menerobos pasar yang lebih luas. Lebih dari sekadar pameran hasil keranjinan memenuhi pelaksanaan anggaran! Namun, betul-betul memasarkan dan menembus persaingan global!" ***

0 komentar: