Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Tiga 'Mesin' Negara Rusak!


TIGA hari di kota, kakek yang dijemput dari udik ditanya kesannya tentang kota. "Jelas lebih beruntung orang kota!" jawab kakek. 

"Karena ada listrik yang selalu mengingatkan orang pada Tuhan!"

 "Listrik yang byarpet ini?" tukas cucu. "Justru karena byarpet itu membuat orang mengingat Tuhan!" jelas kakek. "Saat listrik tiba-tiba padam, spontan warga istigfar, mengucap 'Astagfirullah!’. 

Lalu saat listrik nyala kembali, orang-orang serentak bersyukur, 'Alhamdulillah!' Itu jelas hidayah terselubung!"

"Huahaha!" cucu terbahak. "Itulah yang amat kusuka dari kakek! Dengan cara berpikir positif, dari kondisi yang terburuk sekalipun selalu bisa dibuat jadi optimistis! Itulah lazimnya cara berpikir penguasa!" "Penguasa itu apa?" tanya kakek. 

 "Penguasa itu pilot dan awaknya yang menakhodai jalannya pemerintahan negara!" jawab cucu. "Meski dari empat mesin pesawat tinggal satu yang hidup, penguasa dan awaknya selalu optimistis akan sampai ke tujuan! Padahal secara nyata laju pesawatnya terus melambat!" 

"Mesin pesawat itu apa?" kejar kakek. "Mesin pertama APBN, rusak karena jebol subsidi energinya, terpaksa ditambal keppres yang menganibali belanja nonrutin dari berbagai instansi. Kementerian PU saja dipotong anggarannya sebesar Rp23 triliun hingga mengganggu dana untuk infrastruktur!" jelas cucu. 

 "Mesin kedua, neraca pembayaran (current account), defisit sejak tahun lalu, diperkirakan sampai pemerintah sekarang usai masa baktinya, defisitnya tak teratasi!" "Apa fungsi neraca itu?" kejar kakek. 

"Seperti laci satu-satunya di warung desa, penerimaan yang masuk laci selalu kurang (defisit) untuk membayar tagihan pemilik barang yang datang!" jelas cucu. "Neraca itu menyangkut semua transaksi keluarga bangsa dengan pihak asing!" 

"Kayaknya kerusakan dua mesin itu saja sudah cukup parah!" sela kakek. "Mesin ketiga, neraca perdagangan, juga defisit!" lanjut cucu. "Hasil ekspor bangsa kita jumlahnya lebih kecil dari impor!" "Mesin apa yang tersisa?" tanya kakek. 

 "Satu-satunya mesin tersisa, cadangan devisa, yang akhir bulan lalu dilaporkan sebesar 107 miliar dolar AS!" jelas cucu. "Tapi sebaik apa pun mesin terakhir itu, kalau dari empat mesin tinggal satu yang hidup, negara ini terbang dalam kondisi amat rentan! Salah sedikit saja jatuh!" 

 "Dalam kondisi seperti itu sikap optimistis memang diperlukan!" tegas kakek. "Sikap sama dengan orang tenggelam seleher, harus optimistis, berjuang dengan penuh keyakinan untuk bertahan hidup!" ***

0 komentar: