Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Tarif Listrik Rumah Tangga Naik!


"TARIF listrik rumah tangga 1.300 va ke atas akan naik bersama listrik industri, kantor pemerintah, dan penerangan jalan umum!" ujar Umar. "Usulan pemerintah untuk itu telah diajukan Menkeu Chatib Basri ke DPR pada Kamis (5/6). Langkah itu sebagai salah satu usaha menekan subsidi energi 2014 yang membengkak jadi Rp392 triliun." (Kompas, 6/6) "Untuk mencapai penghematan Rp8,51 triliun, kenaikan diberlakukan pada enam golongan pelanggan!" timpal Amir. 

"Yakni, pertama industri I-3 non-go public naik bertahap 10,57% per dua bulan. Kedua, rumah tangga R-2 (3.500 va—5.500 va) naik 5,7% per dua bulan. Ketiga, pemerintah P-2 (200 kva ke atas) naik 5,36% per dua bulan. Keempat, rumah tangga R-1 (2.200 va) naik 10,43% per dua bulan. Kelima, penerangan jalan umum (P-3) naik 10,69% per dua bulan. Keenam rumah tangga R-1 (1.300 va) naik 11,36% per dua bulan."

Penghematan dari penaikan golongan industri non-go public mencapai Rp4,78 triliun, sedang golongan rumah tangga 1.300 va—5.500 va sebesar Rp2,74 triliun!" tambah Umar. "Penghematan dengan menaikkan tarif listrik enam golongan itu bukan untuk menurunkan jumlah subsidi dari Rp392 triliun, tapi untuk menahan agar jumlah subsidi tidak melewati angka Rp392 triliun!" 

 "Hal istimewa dalam usulan kenaikan tarif listrik kali ini, pemerintah tak menjanjikan peningkatan pelayanan kepada pelanggan seperti yang dilakukan setiap menaikkan tarif listrik!" tukas Amir. "Tak heran, pemerintah juga bosan berjanji padahal janji itu tak pernah ditepati PLN! Karena yang terjadi malah sebaliknya, ketika pemerintah menjanjikan peningkatan pelayanan, realisasinya justru pelayanan PLN ke pelanggan jadi makin buruk!" 

 "Seperti belakangan ini, kalau sebelumnya giliran gelap tiga jam sudah dialihkan ke lokasi lain, sekarang giliran gelapnya bisa sepuluh jam!" timpal Umar. "Dengan itu kenyataannya membuktikan, pelanggan harus membayar tarif lebih mahal untuk pelayanan yang lebih buruk! 

Realitas yang sedemikian jelas memprihatinkan karena hanya mencerminkan ketidakmampuan PLN mengelola pelayanan ke pelanggan!" "Alasan klasik untuk justifikasi buruknya pelayanan itu kurangnya pasokan daya dibanding permintaan yang semakin jauh dari kemampuan menenuhinya!" tegas Amir. 

"Besarnya disparitas permintaan dari daya yang ada itu juga akibat PLN 10-an tahun terakhir cenderung memaksa konsumen baru pasang 1.300 va, meski butuhnya cuma 450 va. Ketimpangan pasokan/permintaan pun lajunya terus semakin pesat!" ***

0 komentar: