"HARI Arafah, hari saat jutaan jemaah haji dari seluruh dunia berkumpul wukuf di Padang Arafah itu adalah hari pemerdekaan hamba-Nya dari api neraka!" ujar Umar. "Janji itu, menurut guru mengaji, tersimpul dalam sabda Rasul saw. yang diriwayatkan Muslim; “Tiada hari di mana Allah memerdekakan hamba-Nya dari api neraka melebihi Hari Arafah!"
"Hari wukuf di Padang Arafah, 9 Zulhijah, ditetapkan Pemerintah Arab Saudi jatuh pada Jumat 3 Oktober!" timpal Amir. "Pemerintah Arab juga menetapkan tahun ini haji akbar karena wukufnya pada Jumat! Konsekuensi haji akbar itu, warga setempat dan negeri-negeri sekitarnya ikut menunaikan ibadah haji sehingga jemaah bisa melimpah di Arafah, Musdalifah, Mina, dan Masjidil Haram!"
Keutamaan Hari Arafah memang banyak, salah satunya lagi, menurut guru mengaji, turunnya ayat pamungkas Alquran, Surat Almaidah Ayat 3," tegas Umar. "Dalam khotbah wukuf Rasulullah mengatakan turunnya ayat itu, Allah swt. berfirman, “...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridai Islam menjadi agama bagimu..."
"Betapa beruntungnya orang-orang yang menunaikan ibadah haji dan hari ini wukuf di Arafah, mendapatkan semua kemuliaan Hari Arafah itu!" ujar Amir. "Ditambah keutamaan haji akbar pula!"
"Bagi yang tidak sedang beribadah haji, kata guru mengaji, tetap bisa mendapatkan kemuliaan Hari Arafah dengan puasa Arafah, zikir, maupun infak dan sedekah!" tegas Umar.
"Lalu esoknya, salat iduladha, dan memotong hewan kurban selama hari Tasyrik—11, 12, dan 13 Zulhijah! Hari Tasyrik merupakan hari makan-minum dan berzikir!"
"Masalahnya, meski di Tanah Suci jemaah haji Jumat ini wukuf, besok Iduladha, Pemerintah Indonesia menetapkan Iduladha pada Minggu, 5 Oktober!" timpal Amir.
"Akibatnya, jika mengikuti ketentuan pemerintah, Iduladha pada Minggu, puasa Arafah yang dilakukan warga muslim di Tanah Air justru ketika di Arab warga sudah Hari Raya! Padahal, kata guru mengaji, ada sabda Rasul melarang puasa di hari Idulfitri dan Iduladha!"
"Soal itu serahkan pada pribadi masing-masing orang, mau ikut jadwal Arab Saudi atau jadwal yang ditetapkan pemerintah atau amirulmukminin kita sendiri!" tegas Amir. "Kalau ikut pemerintah atau amirulmukminin negeri sendiri, tentu tanggung jawab atau konsekuensi ketidaktepatan waktunya pada amirulmukminin!" ***
0 komentar:
Posting Komentar