"HIDUP DPR!" teriak Umar.
"Jangan hujat DPR!"
"Tumben, Lo!" sambut Amir.
"Kenapa?"
"Karena anggota DPR sebenarnya telah mewakili semua keinginan rakyat!" jawab Umar. "Rakyat mau kaya sudah diwakili mereka!
Rakyat mau mobil mewah sudah diwakili mereka!
Rakyat mau rumah mewah sudah diwakili mereka!
Rakyat mau gaji besar sudah diwakili mereka! Rakyat mau tempat kerja nyaman sudah diwakili mereka!
Rakyat mau jalan-jalan ke luar negeri sudah diwakili mereka! Jadi semua sudah terwakili, rakyat cukup menonton saja semua kenikmatan itu!"
"Itu mungkin DPR masa lalu!" timpal Amir. "Sedang DPR masa depan, seperti yang hari ini dilantik, diharapkan bukan hanya mewakili rakyat dengan menikmati sendiri semua itu sedang rakyat malah dibuat jadi lebih sengsara karena miliknya yang tak terhingga nilainya, kedaulatan atas negara Republik Indonesia ini, mereka rampas!"
Artinya, kalau anggota DPR yang hari ini dilantik mau membuat perbedaan dari pendahulunya, buatlah agenda untuk diperjuangkan secara bersama-sama mengembalikan kedaulatan rakyat yang telah dirampas pendahulunya!" tegas Umar.
"Pokoknya suatu agenda yang bisa menumbuhkan harapan baru bagi rakyat yang membedakan DPR 2014—2019 dari DPR sebelumnya!"
"Agenda untuk menumbuhkan harapan baru rakyat pada DPR itu mungkin bisa dihadirkan!" sambut Amir.
"Karena, anggota DPR wajah baru lebih dominan! Dari 560 orang anggota DPR yang dilantik hari ini, 323 wajah baru, wajah lama 237 orang! Wajah lama itu dari PDIP 56, Golkar 42, Gerindra 12, Demokrat 33, PAN 22, PKS 30, PPP 20, dan Hanura 4." (ROL, 15/5)
"Tapi sekadar mayoritas wajah baru saja tak cukup buat jaminan perbaikan kinerja DPR ke depan!" tukas Umar. "Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menyatakan pesimistis terhadap anggota baru DPR!
Kebanyakan mereka belum berpengalaman, bahkan sekadar jadi politikus saja sebelumnya!"
"Kondisi itu, kata Lucius pada ROL (idem), membuat anggota baru tampak 'culun' ketika berhadapan dengan senior mereka, anggota lama DPR," imbuh Amir.
"Selain itu, motivasi pendatang baru di parlemen juga tidak didorong oleh idealisme yang jelas! Sehingga diragukan, barisan baru di DPR itu mampu mengubah atau apalagi meningkatkan kualitas DPR!"
"Justru itu, jangan dihujat!" tegas Umar. "Kasihan, karena kebanyakan mereka baru mau belajar meniru seniornya!" ***
0 komentar:
Posting Komentar