Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Hikmah Yunani, Waspadai Utang!

YUNANI bangkrut (pailit) karena tak bisa membayar angsuran utang pada IMF yang jatuh tempo Selasa, 7 Juli 2015, sebesar 1,6 miliar euro.Menurut data badan pengelola utang Yunani, pada triwulan I 2015 total utang luar negerinya sebesar 312,7 miliar euro. (Kompas.com, 5/7) Karena kebangkrutan itu akibat utang luar negeri (ULN), wajar kalau kita juga mewaspadai ULN agar nasib serupa tidak terjadi di negeri kita. Untuk itu, tentu harus kita lihat sudah seberapa besar ULN kita.

 Menurut data Bank Indonesia (BI), posisi ULN Indonesia pada triwulan I 2015 mencapai 298,1 miliar dolar AS, tumbuh 7,6% (tahun ke tahun) dibanding triwulan IV 2014 sebesar 292,6 miliar dolar AS. Pada waktu yang sama, akhir triwulan I 2015, ULN Yunani 312,7 miliar euro sedang ULN Indonesia 298,1 miliar dolar AS—dengan beda kurs euro dan dolar AS tak jauh—maka posisi utang Indonesia tampak tak jauh bedanya dengan utang yang membangkrutkan Yunani. Dengan itu tidak berlebihan mengingatkan penguasa agar berhati-hati dan mewaspadai tingkat ULN kita.

 Apalagi kalau utang Indonesia pada triwulan II 2015 bertambah signifikan dari Tiongkok untuk membangun infrastruktur—seperti yang telah dipublikasi luas—setara Rp570 triliun, dengan kurs Rp13.300 per dolar AS, jadi sekitar 42,8 miliar dolar AS. Total ULN Indonesia pada triwulan II 2015 dengan itu menjadi 340,9 miliar dolar, malah lebih tinggi dari utang yang membangkrutkan Yunani. Kewaspadaan lebih penting lagi, karena negeri sumber utang baru sekaligus tujuan ekspor terbesar Indonesia kini, Tiongkok, ekonominya mulai goyah—antara lain justru terdampak Yunani. Begitu Yunani bangkrut Selasa (7/7), hari Rabu (8/7) bursa saham Tiongkok ambruk.

 The Guardian melaporkan dalam waktu 10 menit perdagangan, lebih dari 1.000 saham di dua bursa Tiongkok (Shanghai dan Shenzen) anjlok rata-rata 10% dan secara otomatis perdagangannya dihentikan karena terkena autorejection. Sekitar 1.400 perusahaan atau lebih setengah dari yang melantai di bursa minta perdagangan sahamnya dihentikan guna mencegah kerugian yang lebih besar. (CNN-Indonesia, 8/7) Menurut riset Bespoke, sejak 12 Juni 2015 sudah 3,2 triliun dolar AS ditransfer investor ke luar negeri dari kedua bursa yang terkoreksi 32% dan 41%. Nilai tersebut setara total kapitalisasi pasar saham Prancis, atau sekitar 60% kapitalisasi pasar Jepang. Artinya, tinggal soal waktu dampak Yunani lewat Tiongkok ke Indonesia. Maka, eling dan waspadalah dengan ULN. ***

0 komentar: