Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Target Pajak 2015 Tidak Tercapai!

TARGET pajak yang ditetapkan APBNP 2015 sebesar Rp1.295 triliun diproyeksikan tidak tercapai.
Meski Presiden Joko Widodo telah memberi pegawai Ditjen Pajak tunjangan kinerja yang besar, menurut Dirjen Pajak Sigit Priadi Pramudito, maksimal realisasi penerimaan pajak 92% dari target. (detik.com, 2/7) Sigit mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin.

 Bersama para pegawai lainnya telah menjalankan berbagai program sejak beberapa bulan lalu. "Tapi dapatnya enggak seberapa," keluhnya. Program yang diluncurkan juga sudah diawali dengan ketersediaan data dari berbagai instansi. Tapi, hasilnya meleset cukup jauh dari yang diperkirakan. Misalnya dapat data Rp1 triliun, tapi pajak yang bisa ditarik cuma 5%. "Kecewa juga saya, datanya enggak valid," ujar Sigit. Realisasi penerimaan pajak itu sejajar dengan pelambatan pertumbuhan ekonomi nasional yang pada triwulan I 2015 hanya 4,7%.

 Meski Presiden mendorong pegawai Ditjen Pajak dengan tunjangan kinerja, kondisi nyata ekonomi memang cukup berat untuk ditarik pajak lebih besar lagi. Salah satu penyebab melambatnya pertumbuhan pada triwulan I 2015 adalah lambatnya pencairan anggaran pembangunan akibat perubahan nomenklatur, yang ternyata baru selesai Mei. Begitu pun, penyerapan anggaran di sejumlah kementerian dan lembaga sampai akhir Juni belum lancar. Ini mengisyaratkan, laju pertumbuhan pada triwulan II 2015 belum melesat signifikan akibat dorongan fiskal (dana APBN) terhadap perekonomian belum optimal.

 Lambatnya cair dana proyek pemerintah itu, diikuti surutnya perputaran modal masyarakat untuk mengerjakannya, dengan disetorkan ke bank. Dana pihak ketiga (DPK) di bank pada triwulan I 2015, menurut data BI, naik 16%. Jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya 12,3%. Bahkan pada April 2015 peningkatan DPK masih tinggi, 14,2%. Logika sisi ini, kalau tak ada modal yang bekerja, tak ada pajak yang dihasilkan. Sumber pajak lain sektor konsumsi. 

Penurunan penjualan mobil 16% dan sepeda motor 19% pada triwulan 1 2015, menunjukkan turunnya daya beli kelas atas dan menengah bawah, sekaligus jadi pembenar tak tercapainya target penerimaan pajak. Tampak, di semua sisi sebenarnya ada masalah yang harus disimak dan diselesaikan, tidak cukup hanya melontarkan penyebab kelesuan semata faktor eksternal, lantas memeram semua masalah domestik. Tak tercapainya target pajak bisa menjadi pemicu untuk membenahi berbagai faktor internal tersebut. ***

0 komentar: