Korban tewas musibah Mina jumlahnya terus bertambah banyak. Dari hari pertama Kamis sore (24/9) dilaporkan 717 jemaah haji yang tewas, Senin siang (28/9) sudah menjadi 1.107 orang.
"Pukul 16.00 akan dirilis lagi foto-foto jenazah setelah 1.107 foto," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam jumpa pers di Mekah, Senin. (detik-news, 28/9)
Pemerintah Arab Saudi, menurut Lukman, merilis foto-foto korban wafat secara bertahap.
Pertama mereka rilis 500 foto. Tahap kedua 350 foto, dan yang ketiga 257 foto. Lukman Hakim yang ikut langsung melihat tempat pemulasaraan jenazah di Muaisim mengatakan selain yang akan dirilis tahap keempat sore itu, masih ada lima trailer kontainer lagi yang belum dibuka.
Masing-masing kontainer itu berisi puluhan jenazah. Sampai saat jumpa pers itu, warga negara Indonesia (WNI) yang tewas dalam tragedi Mina sebanyak 45 orang, 41 orang jemaah haji, sedang 4 orang lainnya adalah mukimin (WNI yang tinggal di Arab Saudi) yang juga sedang menunaikan ibadah haji.
Sementara itu, dari 225 jemaah haji Indonesia yang hilang setelah peristiwa itu, terakhir tinggal 112 orang yang belum kembali ke maktabnya.
Di antara jemaah yang belum kembali ke maktab itu, namanya ada yang masuk daftar korban meninggal yang diumumkan belakangan. Adapun 112 jemaah yang belum kembali itu terdiri dari: 1. Kloter BTH 14 (Batam) sebanyak 14 orang. 2. Kloter SUB 58 (Surabaya) sebanyak 16 orang. 3. Kloter JKS 61 (Jakarta-Bekasi) sebanyak 64 orang. 4. Kloter UPG 10 (Ujungpandang) sebanyak 7 orang. 5. Kloter SOC 62 (Solo) sebanyak 11 orang.
Dari gambaran Lukman Hakim itu bisa diduga jumlah korban tragedi Mina keseluruhannya masih akan bertambah signifikan. Meski kita berharap, sisa jemaah yang belum kembali ke maktabnya tidak termasuk jasad yang masih berada dalam kontainer yang belum dibuka.
Di balik semua itu, terkesan kuat Pemerintah Arab Saudi cenderung memperlambat proses identifikasi korban sehingga berita yang tersiar pada awal kejadian jumlah korbannya tidak terlalu banyak untuk mengurangi tingkat shock dan kerasnya reaksi spontan.
Beda jika jumlah sebenarnya baru dikeluarkan setelah semua pihak terkondisi suasana musibah. Untuk itu, sudah pada tempatnya Pemerintah Indonesia melakukan evaluasi apa adanya realitas yang dialami jemaah kita dalam musibah tersebut.
Hasilnya dijadikan masukan buat Pemerintah Arab Saudi maupun untuk perbaikan pengelolaan jemaah haji kita. Petik hikmahnya untuk kesempurnaan ibadah, aman dan nyaman. ***