Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Geliat Ekonomi Menjurus Berdikari!

BERDIKARI—berdiri di atas kaki sendiri—dalam ekonomi adalah satu dimensi dari Trisakti ajaran Bung Karno dengan berdaulat dalam politik dan berkepribadian dalam budaya sebagai dua dimensi lainnya.

Ajaran ini diangkat dalam kampanye saat Jokowi maju jadi calon presiden di Pemilu 2014. Dan, itu bukanlah janji kosong. Dengan segala ayunan langkah kebijakannya selama Jokowi menjadi presiden di tengah galaunya ekonomi dunia, geliat ekonomi Indonesia secara nyata dan pasti menjurus ke realisasi berdikari. Itu terlihat pada pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (21/9) malam.

 "Secara tahun kalender berjalan hingga 18 September 2015," kata Agus, "Dana asing yang masuk ke pasar modal dan obligasi pemerintah turun menjadi hanya Rp39 triliun dari periode sama di 2014 sebesar Rp170 triliun." (Kompas.com, 22/9) Jadi, tampak efektifnya kerja pemerintahan mengimplementasikan Trisakti dalam pembangunan nasional, khususnya berdikari dalam ekonomi. Belum setahun pemerintahan baru, gerak menuju berdikari itu telah berhasil menyisihkan peran dana asing hingga lebih 70% dari kancah pembangunan nasional. 

Itulah fakta apa adanya dilihat secara positif agar optimisme akan kondisi yang lebih baik bisa terus terjaga, sesuai harapan Presiden Jokowi saat membuka Rakernas Partai NasDem di Jakarta, Senin (21/9). Pada kesempatan itu, Jokowi meminta semua pihak agar berhati-hati untuk tidak menyebut krisis, yang ada pelambatan ekonomi. "Hati-hati jangan sebut krisis, pelambatan iya, tetapi bukan krisis," ujarnya. (Kompas.com, 21/9) Langkah pasti menuju berdikari itu terutama diwujudkan dalam bidang pangan dengan menekan impor.

Data Kementerian Pertanian seperti dikutip detik-finance (19/9) membuktikan itu. Contohnya beras, tercatat sepanjang 2014 impor sebanyak 815,3 ribu ton. Sepanjang Januari—Juli 2015, impor beras belum ada sama sekali, alias 0 ton. Jagung impor pada 2014 sebanyak 3,296 juta ton, sedang Januari—Juli 2015 impor jagung sebanyak 1,6 juta ton. 

Gula tebu impor 2014 sebanyak 2,965 juta ton, Januari—Juli 2015 sebanyak 1,852 juta ton. Bawang merah pada 2014 impornya 74,9 ribu ton, Januari—Juli 2015 masih 0 ton. Cabai impor 2014 sebanyak 26,1 ribu ton, Januari—Juli 2015 masih 0 ton. Juga impor kacang tanah, kacang hijau, sapi hidup, dan daging sapi pada 2015 berhasil ditekan. Semua itu menunjukkan geliat ekonomi menuju berdikari nyata dan pasti. ***

0 komentar: