MENTERI Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli menyatakan dirinya tak habis pikir harga daging sapi di Indonesia tergolong paling mahal di dunia. Meski di sisi lain, impor sapi juga sudah dilakukan.
"Sebagai contoh, daging di pasar dunia itu hanya Rp45 ribu/kg. Di Malaysia saja harganya Rp60 ribu/kg, di Indonesia Rp120 ribu/kg. Jadi 100% harganya lebih tinggi," ujar Rizal Ramli. (detik-finance, 21/1)
Lebih parah lagi, per 18 Januari 2016 berlaku Peraturan Menteri Keuangan yang menetapkan pajak pertambahan nilai (PPN) 10% untuk daging sapi potong bakalan impor maupun lokal, harga daging sapi di Jawa Barat pekan ini sudah menjadi Rp140 ribu/kg. "Kebijakan ini dinilai memberatkan karena akan dibebankan ke pembeli dan harga pun jadi lebih mahal. Sekarang saja sudah Rp140 ribu/kg, siapa yang mau beli," kata Doddy Firman Nugraha, kepala Dinas Peternakan Jawa Barat.
Karena takut tak terjual semua dengan harga yang amat mahal itu, menurut Doddy, sebagian pedagang akhirnya memilih untuk menahan tidak memotong sapi. Melihat sudah adanya tren pengurangan atau penahanan pemotongan, Doddy menyatakan akan membuat surat rekomendasi supaya aturan baru tersebut dicabut. "Presiden kan malah inginnya harga daging sapi itu di bawah Rp100 ribu, ini malah naik, jadi sebaiknya dicabut saja supaya lebih kondusif," ujar Doddy.
Rekomendasi dari pejabat-pejabat terkait di daerah agar mencabut aturan PPN 10% untuk daging sapi potong itu perlu agar petinggi di Jakarta tahu beratnya kondisi daerah dengan ketentuan itu. Sebab, petinggi di Jakarta cenderung berpikir sistematis, kalau sudah membuat suatu langkah dikira langsung jalan dan berhasil. Lalu disusul kebijakan baru, seperti PPN 10% atas daging sapi. Langkah yang dikira sudah jalan itu mungkin usaha menurunkan harga daging sapi dengan pengadaan kapal angkutan sapi dari NTT.
Dengan adanya kapal ini, ongkos angkut sapi per ekor semula Rp1,8 juta disubsidi pemerintah menjadi hanya Rp500 ribu. Namun, hanya saat diuji coba 11 September 2015 kapal itu berhasil mengangkut 353 ekor sapi. Pada dua pelayaran selanjutnya kapal itu kembali ke Jawa tanpa muatan. "Kami menyayangkan kondisi ini," ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Hari Setyobudi. (Tempo.co, 20/1)
Karena menurunkan harga daging sapi itu tak mudah, dengan pengadaan kapal pengangkut ternak dan subsidi ongkos angkut pun terbukti gagal, kebijakan yang malah membuat harga daging sapi meroket layak dicabut! ***
Lebih parah lagi, per 18 Januari 2016 berlaku Peraturan Menteri Keuangan yang menetapkan pajak pertambahan nilai (PPN) 10% untuk daging sapi potong bakalan impor maupun lokal, harga daging sapi di Jawa Barat pekan ini sudah menjadi Rp140 ribu/kg. "Kebijakan ini dinilai memberatkan karena akan dibebankan ke pembeli dan harga pun jadi lebih mahal. Sekarang saja sudah Rp140 ribu/kg, siapa yang mau beli," kata Doddy Firman Nugraha, kepala Dinas Peternakan Jawa Barat.
Karena takut tak terjual semua dengan harga yang amat mahal itu, menurut Doddy, sebagian pedagang akhirnya memilih untuk menahan tidak memotong sapi. Melihat sudah adanya tren pengurangan atau penahanan pemotongan, Doddy menyatakan akan membuat surat rekomendasi supaya aturan baru tersebut dicabut. "Presiden kan malah inginnya harga daging sapi itu di bawah Rp100 ribu, ini malah naik, jadi sebaiknya dicabut saja supaya lebih kondusif," ujar Doddy.
Rekomendasi dari pejabat-pejabat terkait di daerah agar mencabut aturan PPN 10% untuk daging sapi potong itu perlu agar petinggi di Jakarta tahu beratnya kondisi daerah dengan ketentuan itu. Sebab, petinggi di Jakarta cenderung berpikir sistematis, kalau sudah membuat suatu langkah dikira langsung jalan dan berhasil. Lalu disusul kebijakan baru, seperti PPN 10% atas daging sapi. Langkah yang dikira sudah jalan itu mungkin usaha menurunkan harga daging sapi dengan pengadaan kapal angkutan sapi dari NTT.
Dengan adanya kapal ini, ongkos angkut sapi per ekor semula Rp1,8 juta disubsidi pemerintah menjadi hanya Rp500 ribu. Namun, hanya saat diuji coba 11 September 2015 kapal itu berhasil mengangkut 353 ekor sapi. Pada dua pelayaran selanjutnya kapal itu kembali ke Jawa tanpa muatan. "Kami menyayangkan kondisi ini," ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Hari Setyobudi. (Tempo.co, 20/1)
Karena menurunkan harga daging sapi itu tak mudah, dengan pengadaan kapal pengangkut ternak dan subsidi ongkos angkut pun terbukti gagal, kebijakan yang malah membuat harga daging sapi meroket layak dicabut! ***
0 komentar:
Posting Komentar