TAHUN 2016 dimulai dengan rencana pemerintah menyiapkan dana Rp120 triliun untuk kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga 9% yang diprioritaskan kepada pelaku usaha pemula atau start up.
Usai rapat di Kemenko Perekomomian, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengatakan, "Menko undang menteri terkait manfaatkan KUR supaya serius. Mulai melakukan sosialisasi supaya KUR bisa capai sasaran, terus bagaimana kami improve agar bisa jadi modal ekonomi kreatif, modal buat start up company." (detik-finance, 30/12/2015)
Menurut Sofyan, alokasi KUR sebesar Rp120 triliun seharusnya tak hanya untuk membantu sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sudah mapan, tetapi juga dipakai untuk menopang industri-industri pemula jika memenuhi syarat. Dengan penegasan penerima KUR harus memenuhi syarat itu, dengan syarat yang diterapkan bank selama ini, jelas tak mudah mencapai sasaran pengusaha pemula atau start up.
Artinya, banyak aturan yang perlu disesuaikan jika prioritas KUR untuk pengusaha pemula. Tanpa penyesuaian aturannya untuk bisa diraih pengusaha pemula, usaha membangun barisan baru pengusaha di Tanah Air hanya sebatas retorika. Sedang dana Rp120 triliun yang disediakan cuma jadi iming-iming, salah-salah malah dijarah pihak yang tak berhak.
Pengalaman berbagai program yang tak berhasil mewujudkan generasi baru usahawan karena keterbatasan jangkauannya ke sasaran, bisa dijadikan bandingan. Untuk itu, agar dana besar yang disediakan tak cuma jadi iming-iming, tapi bisa benar-benar mencapai sasaran pengusaha pemula atau start up, syaratnya harus disesuaikan dengan prinsip kredit KUR tersebut siap dijadikan sebagai uang sekolah bagi lahirnya generasi baru pengusaha di Tanah Air.
Untuk jaminan agar sebagai uang sekolah anak bangsa KUR yang disalurkan tidak hilang tanpa bekas, setiap sen dana KUR yang disalurkan itu diasuransikan dengan dana dari paket kreditnya. Dengan asuransi kredit untuk KUR yang disalurkan kepada pengusaha pemula atau start up, para pengusaha baru yang coba-coba mengadu nasib itu tidak harus menyerahkan agunan ke bank. Penyalur KUR juga tak perlu cemas kreditnya menguap karena asuransi mengovernya.
Akhirnya, menjadi tugas asuransi penjamin kredit itu untuk membimbing para pengusaha pemula itu menjalankan bisnisnya sehingga risiko klaim akibat kegagalan usaha semakin kecil. Seiring itu, peluang sukses para pemula lebih bisa diharapkan. ***
Menurut Sofyan, alokasi KUR sebesar Rp120 triliun seharusnya tak hanya untuk membantu sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sudah mapan, tetapi juga dipakai untuk menopang industri-industri pemula jika memenuhi syarat. Dengan penegasan penerima KUR harus memenuhi syarat itu, dengan syarat yang diterapkan bank selama ini, jelas tak mudah mencapai sasaran pengusaha pemula atau start up.
Artinya, banyak aturan yang perlu disesuaikan jika prioritas KUR untuk pengusaha pemula. Tanpa penyesuaian aturannya untuk bisa diraih pengusaha pemula, usaha membangun barisan baru pengusaha di Tanah Air hanya sebatas retorika. Sedang dana Rp120 triliun yang disediakan cuma jadi iming-iming, salah-salah malah dijarah pihak yang tak berhak.
Pengalaman berbagai program yang tak berhasil mewujudkan generasi baru usahawan karena keterbatasan jangkauannya ke sasaran, bisa dijadikan bandingan. Untuk itu, agar dana besar yang disediakan tak cuma jadi iming-iming, tapi bisa benar-benar mencapai sasaran pengusaha pemula atau start up, syaratnya harus disesuaikan dengan prinsip kredit KUR tersebut siap dijadikan sebagai uang sekolah bagi lahirnya generasi baru pengusaha di Tanah Air.
Untuk jaminan agar sebagai uang sekolah anak bangsa KUR yang disalurkan tidak hilang tanpa bekas, setiap sen dana KUR yang disalurkan itu diasuransikan dengan dana dari paket kreditnya. Dengan asuransi kredit untuk KUR yang disalurkan kepada pengusaha pemula atau start up, para pengusaha baru yang coba-coba mengadu nasib itu tidak harus menyerahkan agunan ke bank. Penyalur KUR juga tak perlu cemas kreditnya menguap karena asuransi mengovernya.
Akhirnya, menjadi tugas asuransi penjamin kredit itu untuk membimbing para pengusaha pemula itu menjalankan bisnisnya sehingga risiko klaim akibat kegagalan usaha semakin kecil. Seiring itu, peluang sukses para pemula lebih bisa diharapkan. ***
0 komentar:
Posting Komentar