GAFATAR—Gerakan Fajar Nusantara—yang membentuk komunitas dengan ribuan warga dalam sebuah kamp di Mempawah, Kalimantan Barat, ternyata menganut Mesianisme, yakni pengikut Mesias. Dalam terminologi Barat, Mesias bisa berarti juru selamat, sedang dalam terminologi Timur sebagai ratu adil.
Hal itu diketahui dari dokumen yang ditemukan aparat gabungan Polri, TNI, dan pemerintah daerah yang berhasil masuk ke kamp Gafatar di Mempawah pekan lalu. Salah satu dokumen itu berisi janji pengikut Gafatar yang terdiri dari tiga poin.
1. Bahwa tidak ada tuan yang saya patuhi kehendak dan perintahnya selain tuan semesta alam, Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bahwa Mesias adalah pembawa risalah tuan semesta alam untuk menggenapi segala kehendak dan perintah bagi umat manusia.
3. Di bawah bimbingan Mesias saya sanggup berkorban harta dan diri saya untuk mewujudkan kehendak dan rencana tuan semesta alam yang akan menjadikan bangsa Nusantara ini menjadi bangsa yang damai sejahtera. (detiknews, 23/1)
Dari teks janji tersebut tampak jelas ciri mesianisme Gafatar. Namun sampai kamp mereka dibubarkan dan para pengikutnya dievakuasi keluar kamp, pihak yang berwajib belum ada yang menginformasikan kepada masyarakat siapakah tokoh Gafatar yang didaulat pengikutnya sebagai Mesias. Dengan tak disebutkan siapa sebenarnya yang telah mendaulat dirinya sebagai Mesias dan menarik ribuan warga sebagai pengikutnya itu, jangan-jangan tokoh sentral gerakan atau sang Mesias Gafatar justru lolos dari penggerebekan warga.
Lolosnya sang Mesias yang mungkin bersama para “elite” Gafatar lainnya, menjadikan Gafatar sebagai ancaman laten bagi NKRI. Karena, dari dokumen lain yang ditemukan, yakni Janji Aparat Negeri Karunia Tuan Semesta Alam Nusantara yang terdiri dari enam poin, memberi isyarat, Gafatar itu sebuah gerakan membentuk negeri (negara) sendiri, dengan penguasa dan undang-undangnya sendiri. Poin 1 janji aparat itu berbunyi, Bahwa saya akan tunduk patuh kepada hukum Tuan Semesta Alam dan undang-undang yang berlaku dalam Negeri Karunia Tuan Semesta Alam Nusantara. Poin 2, Bahwa saya sanggup berkorban harta dan diri saya dalam membela dan memperjuangkan tegaknya Negeri Karunia Tuan Semesta Alam Nusantara.
Poin 5, Bahwa saya tidak akan berkhianat kepada Tuan Semesta Alam dan Mesias serta akan melindungi segenap aparat Negeri Karunia Tuan Semesta Alam Nusantara. Jadi, jelas gerakan apa sebenarnya Gafatar yang merekrut pengikut lewat gendam (sihir) dan hipnosis itu. ***
Dari teks janji tersebut tampak jelas ciri mesianisme Gafatar. Namun sampai kamp mereka dibubarkan dan para pengikutnya dievakuasi keluar kamp, pihak yang berwajib belum ada yang menginformasikan kepada masyarakat siapakah tokoh Gafatar yang didaulat pengikutnya sebagai Mesias. Dengan tak disebutkan siapa sebenarnya yang telah mendaulat dirinya sebagai Mesias dan menarik ribuan warga sebagai pengikutnya itu, jangan-jangan tokoh sentral gerakan atau sang Mesias Gafatar justru lolos dari penggerebekan warga.
Lolosnya sang Mesias yang mungkin bersama para “elite” Gafatar lainnya, menjadikan Gafatar sebagai ancaman laten bagi NKRI. Karena, dari dokumen lain yang ditemukan, yakni Janji Aparat Negeri Karunia Tuan Semesta Alam Nusantara yang terdiri dari enam poin, memberi isyarat, Gafatar itu sebuah gerakan membentuk negeri (negara) sendiri, dengan penguasa dan undang-undangnya sendiri. Poin 1 janji aparat itu berbunyi, Bahwa saya akan tunduk patuh kepada hukum Tuan Semesta Alam dan undang-undang yang berlaku dalam Negeri Karunia Tuan Semesta Alam Nusantara. Poin 2, Bahwa saya sanggup berkorban harta dan diri saya dalam membela dan memperjuangkan tegaknya Negeri Karunia Tuan Semesta Alam Nusantara.
Poin 5, Bahwa saya tidak akan berkhianat kepada Tuan Semesta Alam dan Mesias serta akan melindungi segenap aparat Negeri Karunia Tuan Semesta Alam Nusantara. Jadi, jelas gerakan apa sebenarnya Gafatar yang merekrut pengikut lewat gendam (sihir) dan hipnosis itu. ***
0 komentar:
Posting Komentar