DALAM perubahan esensi teknologi informasi yang menuntut penyesuaian, kuartal I 2016 Samsung Mobile justru mencatat laba 4,6 miliar dolar AS atau Rp60,7 triliun melalui Galaxy S7 dan S7 Edge. Sedang Facebook mencatat laba 1,5 miliar dolar AS atau Rp19,7 triliun berkat iklan mobile virtual reality. (detiknet/Kompas.com, 28/4/2016)
Fenomena Samsung Mobile dan Facebook itu mencuat saat kuatnya tuntutan penyesuaian teknologi informasi yang berakibat Intel mem-PHK 12 ribu karyawan, IBM beralih ke Cloud, Yahoo rugi karena perubahan pola iklan mobile. (Buras, 23/4/2016)
Laba Samsung Mobile itu kenaikan 14% dari periode sama tahun lalu dan 40% dari kuartal sebelumnya. Samsung bertahan dengan anggaran riset yang besar. Pada 2015 menghabiskan dana riset hingga 14,1 miliar dolar AS atau Rp183 triliun, dibanding dengan Google 9,8 miliar dolar AS, dan Apple 6 miliar dolar AS.
Samsung Mobile hanya satu sisi dari Samsung Electronic, yang juga hanya divisi dari kerajaan bisnis Samsung yang menguasai 17% ekonomi Korea Selatan, dengan 489 ribu karyawan. Samsung aktif dalam pembuatan kapal laut, alat berat, dan peralatan militer serta konstruksi. Kapal yang dibuatnya ukuran 400 ribu meter persegi atau seluas 52 ribu lapangan sepak bola yang jadi kesatuan.
Dalam peralatan militer, Samsung membuat pesawat jet tempur KF-16, helikopter, hingga tank K9 Thunder, yang mampu menembakkan peluru sejauh 40 km. Sedang dalam konstruksi, gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa (828 m), Gedung Taipei 101 (508 m), dan Menara Petronas 2 (451,9 m), dibangun oleh Samsung.
Laba Facebook Inc tercapai dari total pendapatan kuartal I 2016 sebesar 5,38 miliar dolar AS (Rp70 triliun), naik dari 3,54 miliar dolar AS pada periode sama tahun lalu. Pendapatan iklan Facebook tumbuh 56,8% jadi 5,20 miliar dolar AS. Pendapatan iklan mobile menyumbang 82% dari total pendapatan iklan, dibanding dengan 73% pada kuartal I 2015.
Peningkatan itu sejalan dengan peningkatan users, pada kuartal I 2016 menjadi 1,65 miliar orang menggunakan Facebook, dibanding dengan 1,44 miliar orang pada kuartal I 2015.
"Pengguna menghabiskan lebih dari 50 menit per hari untuk mengakses Facebook, Instagram, dan messenger. Ini waktu yang besar dibanding dengan jutaan aplikasi lainnya yang tersedia untuk pengguna," ujar CEO Facebook Mark Zukerberg.
Dari fenomena ini tampak bukan kemampuan mengantisipasi perkembangan saja yang diperlukan, tapi kemampuan menjadi pengarah pekembangan kunci suksesnya. ***
Selanjutnya.....
Laba Samsung Mobile itu kenaikan 14% dari periode sama tahun lalu dan 40% dari kuartal sebelumnya. Samsung bertahan dengan anggaran riset yang besar. Pada 2015 menghabiskan dana riset hingga 14,1 miliar dolar AS atau Rp183 triliun, dibanding dengan Google 9,8 miliar dolar AS, dan Apple 6 miliar dolar AS.
Samsung Mobile hanya satu sisi dari Samsung Electronic, yang juga hanya divisi dari kerajaan bisnis Samsung yang menguasai 17% ekonomi Korea Selatan, dengan 489 ribu karyawan. Samsung aktif dalam pembuatan kapal laut, alat berat, dan peralatan militer serta konstruksi. Kapal yang dibuatnya ukuran 400 ribu meter persegi atau seluas 52 ribu lapangan sepak bola yang jadi kesatuan.
Dalam peralatan militer, Samsung membuat pesawat jet tempur KF-16, helikopter, hingga tank K9 Thunder, yang mampu menembakkan peluru sejauh 40 km. Sedang dalam konstruksi, gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa (828 m), Gedung Taipei 101 (508 m), dan Menara Petronas 2 (451,9 m), dibangun oleh Samsung.
Laba Facebook Inc tercapai dari total pendapatan kuartal I 2016 sebesar 5,38 miliar dolar AS (Rp70 triliun), naik dari 3,54 miliar dolar AS pada periode sama tahun lalu. Pendapatan iklan Facebook tumbuh 56,8% jadi 5,20 miliar dolar AS. Pendapatan iklan mobile menyumbang 82% dari total pendapatan iklan, dibanding dengan 73% pada kuartal I 2015.
Peningkatan itu sejalan dengan peningkatan users, pada kuartal I 2016 menjadi 1,65 miliar orang menggunakan Facebook, dibanding dengan 1,44 miliar orang pada kuartal I 2015.
"Pengguna menghabiskan lebih dari 50 menit per hari untuk mengakses Facebook, Instagram, dan messenger. Ini waktu yang besar dibanding dengan jutaan aplikasi lainnya yang tersedia untuk pengguna," ujar CEO Facebook Mark Zukerberg.
Dari fenomena ini tampak bukan kemampuan mengantisipasi perkembangan saja yang diperlukan, tapi kemampuan menjadi pengarah pekembangan kunci suksesnya. ***