CUACA ekstrem akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia hingga Februari 2017. Untuk itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya berharap warga selalu waspada mengantisipasi eksesnya.
Ia mengatakan akibat cuaca ekstrem dari Agustus hingga November 2016, 92,7% wilayah di Indonesia telah memasuki musim hujan. Padahal jika cuaca ekstrem tidak terjadi, 92,7% wilayah tersebut belum memasuki musim hujan.
"Tentu saja proses transisi ini perlu diwaspadai dan akan berakibat pada potensi hujan dan longsor," ujar Andi Eka Sakya. (Kompas.com, 2/9/2016)
Pihak yang pertama diharap mengantisipasi isyarat dari BMKG tersebut tentu pemerintah daerah, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten dan kota.
Peta rawan bencana banjir dan longsor perlu diperbarui, disesuaikan kondisi terakhir daerahnya. Peta rawan bencana itu disosialisasikan ke kawasan bersangkutan, agar semua jajaran aparat daerah dan masyarakatnya siap saat yang tak diinginkan terjadi. Dengan antisipasi itu, bisa dipastikan tak ada lagi istilah kecolongan--warga tidak menyadari saat bencana terjadi sehingga akibatnya fatal. Padahal, sebenarnya bencana sudah diperkirakan, seperti lewat isyarat dari BMKG, hingga eksesnya bisa dihindari atau dikurangi.
Penting disadari, cuaca ekstrem ini skalanya bukan lokal. Suatu kejadian terkait cuaca ekstrem gejalanya tak terbatas di suatu lokasi. Tapi bisa terimbas kejadian di lokasi relatif jauh.
Contohnya badai Hermine yang terjadi di Lautan Antlantik Jumat (2/9/2016) mencapai daratan sepanjang wilayah Teluk Florida, lanjut menjadi badai tropis menerjang negara bagian Georgia. Menurut Gubernur Florida Rick Scott, badai kategori 1 itu bisa menciptakan kondisi yang mengancam kehidupan.
Pesawat pemburu AU yang terbang dekat badai itu menunjukkan kecepatan angin badai sekitar 130 km per jam, tak lama sebelum mencapai daratan. Hujan lebat sudah melanda Florida sejak Kamis malam, badai itu diproyeksikan melintasi seluruh pantai timur Amerika, dari Florida sampai New Jersey. Gubernur Florida menyatakan keadaan darurat di wilayahnya, sedang Presiden Obama minta Badan Manajemen Darurat Federal memberi dia informasi terbaru mengenai badai itu.
Itu contoh antisipasi bencana yang membuat jajaran pemerintah dan masyarakat siap menghadapinya. Tak seperti di Indonesia, bahkan di kawasan superelite Ibu Kota, tanpa disadari mobil-mobil mewah tenggelam banjir di basement apartemen dan mal. ***
"Tentu saja proses transisi ini perlu diwaspadai dan akan berakibat pada potensi hujan dan longsor," ujar Andi Eka Sakya. (Kompas.com, 2/9/2016)
Pihak yang pertama diharap mengantisipasi isyarat dari BMKG tersebut tentu pemerintah daerah, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten dan kota.
Peta rawan bencana banjir dan longsor perlu diperbarui, disesuaikan kondisi terakhir daerahnya. Peta rawan bencana itu disosialisasikan ke kawasan bersangkutan, agar semua jajaran aparat daerah dan masyarakatnya siap saat yang tak diinginkan terjadi. Dengan antisipasi itu, bisa dipastikan tak ada lagi istilah kecolongan--warga tidak menyadari saat bencana terjadi sehingga akibatnya fatal. Padahal, sebenarnya bencana sudah diperkirakan, seperti lewat isyarat dari BMKG, hingga eksesnya bisa dihindari atau dikurangi.
Penting disadari, cuaca ekstrem ini skalanya bukan lokal. Suatu kejadian terkait cuaca ekstrem gejalanya tak terbatas di suatu lokasi. Tapi bisa terimbas kejadian di lokasi relatif jauh.
Contohnya badai Hermine yang terjadi di Lautan Antlantik Jumat (2/9/2016) mencapai daratan sepanjang wilayah Teluk Florida, lanjut menjadi badai tropis menerjang negara bagian Georgia. Menurut Gubernur Florida Rick Scott, badai kategori 1 itu bisa menciptakan kondisi yang mengancam kehidupan.
Pesawat pemburu AU yang terbang dekat badai itu menunjukkan kecepatan angin badai sekitar 130 km per jam, tak lama sebelum mencapai daratan. Hujan lebat sudah melanda Florida sejak Kamis malam, badai itu diproyeksikan melintasi seluruh pantai timur Amerika, dari Florida sampai New Jersey. Gubernur Florida menyatakan keadaan darurat di wilayahnya, sedang Presiden Obama minta Badan Manajemen Darurat Federal memberi dia informasi terbaru mengenai badai itu.
Itu contoh antisipasi bencana yang membuat jajaran pemerintah dan masyarakat siap menghadapinya. Tak seperti di Indonesia, bahkan di kawasan superelite Ibu Kota, tanpa disadari mobil-mobil mewah tenggelam banjir di basement apartemen dan mal. ***
0 komentar:
Posting Komentar