SEBUAH studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkap bahwa dalam 40 tahun terakhir ini 50% dari semua spesies hewan di bumi telah punah. Lalu, sepertiga dari 27.600 spesies mamalia darat, burung, amfibi, dan reptil juga menyusut jumlah dan habitatnya.
"Studi pemusnahan biologi profesor ekologi Gerardo Ceballos dari Universidad Nacional Autonam de Mexico dan pakar biologi, Paul Ehrlich, dari Standford University menemukan kita sedang berada dalam kepunahan massal keenam dan pada abad berikutnya, tiga per empat dari semua spesies yang ada saat ini akan hilang dari muka bumi. Bila lima kepunahan massal sebelumnya murni disebabkan oleh alam, kepunahan kali ini dipercepat oleh campur tangan manusia. (news.com.au/Kompas.com, 13/7/2017)
Para peneliti pun mengonklusikan bahwa kepunahan massal keenam ini lebih parah dari yang diperkirakan sebelumnya. "Ini adalah studi paling lengkap yang kutahu," kata Executive Director Jasper Ridge Biological Preserve, Anthony Barrosky, di Standford University yang tidak terlibat dalam studi tersebut, kepada CNN 11 Juli 2017.
Kita tidak sadar adanya kepunahan ini karena tidak ada yang pernah menghitung jumlahnya per individu, kata Barrosky. Namun, ketika Anda sadar bahwa kita telah menghilangkan 50% dari margasatwa bumi dalam 40 tahun terakhir, Anda bisa membayangkan bahwa bila tren ini berlanjut, sebentar lagi bumi akan kosong.
Hasil penelitian Ceballos dan Ehrlich yang mengingatkan pemusnahan massal keenam telah dimulai dengan punahnya 50% spesies hewan di bumi dalam 40 tahun terakhir ini, layak menggugah kesadaran kritis setiap umat manusia warga bumi untuk mencegah kelanjutan prosesnya melalui apa pun yang bisa dilakukannya, sesuai demham kapasitas dan bidang kegiatan fungsional masing-masing.
Tanggung jawab setiap orang di muka bumi untuk menahan laju kemusnahan massal harus dibangun. Dengan itu bumi dan isinya dijaga oleh semua warga penghuninya, tidak seperti selama ini bukan saja banyak orang cuek tak mau peduli terhadap lingkungan hidup alam maupun sosialnya, bahkan tidak sedikit yang merusaknya demi mencari keuntungan sebesar-besarnya bagi dirinya belaka.
Gerakan penyadaran umum untuk itu jelas amat mendesak. Sebab, waktu yang kita miliki amat terbatas, sedangkan peluang berhasilnya usaha menyelamatkan spesies dan populasi bumi relatif kecil, mengingat laju kepunahan yang demikian masifnya. ***
Para peneliti pun mengonklusikan bahwa kepunahan massal keenam ini lebih parah dari yang diperkirakan sebelumnya. "Ini adalah studi paling lengkap yang kutahu," kata Executive Director Jasper Ridge Biological Preserve, Anthony Barrosky, di Standford University yang tidak terlibat dalam studi tersebut, kepada CNN 11 Juli 2017.
Kita tidak sadar adanya kepunahan ini karena tidak ada yang pernah menghitung jumlahnya per individu, kata Barrosky. Namun, ketika Anda sadar bahwa kita telah menghilangkan 50% dari margasatwa bumi dalam 40 tahun terakhir, Anda bisa membayangkan bahwa bila tren ini berlanjut, sebentar lagi bumi akan kosong.
Hasil penelitian Ceballos dan Ehrlich yang mengingatkan pemusnahan massal keenam telah dimulai dengan punahnya 50% spesies hewan di bumi dalam 40 tahun terakhir ini, layak menggugah kesadaran kritis setiap umat manusia warga bumi untuk mencegah kelanjutan prosesnya melalui apa pun yang bisa dilakukannya, sesuai demham kapasitas dan bidang kegiatan fungsional masing-masing.
Tanggung jawab setiap orang di muka bumi untuk menahan laju kemusnahan massal harus dibangun. Dengan itu bumi dan isinya dijaga oleh semua warga penghuninya, tidak seperti selama ini bukan saja banyak orang cuek tak mau peduli terhadap lingkungan hidup alam maupun sosialnya, bahkan tidak sedikit yang merusaknya demi mencari keuntungan sebesar-besarnya bagi dirinya belaka.
Gerakan penyadaran umum untuk itu jelas amat mendesak. Sebab, waktu yang kita miliki amat terbatas, sedangkan peluang berhasilnya usaha menyelamatkan spesies dan populasi bumi relatif kecil, mengingat laju kepunahan yang demikian masifnya. ***
0 komentar:
Posting Komentar