MASUK Indonesia bisa dikata secara tidak sengaja pada 1982, dalam dua dekade, yakni Maret 2002 Hizbut Tahrir telah mengadakan Konferensi Internasional Khilafah di Istora Senayan, Jakarta. Puncaknya 2 Juni 2013 menggelar Muktamar Kilafah yang dihadiri lebih 100 ribu orang di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta. Ini disusul rapat dan pawai akbar di GBK 30 Mei 2015.
Muktamar Khilafah 2013, sebelum acara puncak di Jakarta, sepanjang Mei tahun itu diselenggarakan di 31 kota yang setiap kali dihadiri ribuan orang, bahkan di Makassar puluhan ribu orang. Semua itu menunjukkan betapa pesatnya perkembangan Hizbut Tahrir di Indonesia, dengan pengaruh yang signifikan terhadap massa perkotaan.
Indahnya riwayat Hizbut Tahrir dilukiskan KH As'ad Said Ali, mantan Waka BIN dan mantan Wakil Ketua Umum PBNU, lewat tulisannya di grup WhatsAps awal Mei 2017.
"Boleh dikatakan," tulis KH As'ad, "Awal mula masuknya gagasan Hizbut Tahir dilakukan secara tidak sengaja. Adalah Kiai Mama Abdullah bin Nuh, pemilik Pesantren Al Ghazali Bogor mengajak Abdurahman Albagdadi, seorang aktivis Hizbut Tahrir yang tinggal di Australia untuk menetap di Bogor pada sekitar 1982—1983."
Tujuannya membantu pengembangan Pesantren Al Ghazali. Nah, saat mengajar di pesantren tersebut, Abdurahman Albagdadi berinteraksi dengan para aktivis masjid kampus dari Masjid Al-Ghifari, IPB Bogor. Dari sini pemikiran-pemikiran Taqiyuddin (pendiri Hizbut Tahrir) mulai didiskusikan. Dibentuk kemudian halakah-halakah (pengajian-pengajian kecil) untuk mengeksplorasi gagasan-gagasan Hizbut Tahrir. Buku-buku Hizbut Tahrir seperti Syaksiyah Islamiyah, Fikrul Islam, dan Mizom Islam, mulai dikaji serius.
Betapa indah ketika kemudian para aktivis kampus inilah yang mulai menyebarkan gagasan Hizbut Tahrir. Melalui jaringan lembaga dakwah kampus, ajaran Hizbut Tahrir menyebar ke kampus-kampus di luar Bogor, seperti Unpad, IKIP Malang, Unair, bahkan hingga keluar Jawa seperti Unhas.
Satu dekade kemudian, tepatnya pada dekade 1990-an, ide-ide dakwah Hizbut Tahrir mulai disampaikan kepada masyarakat umum dengan cara door to door. Tahap pertama, penyampaian dakwah pada orang tua mahasiswa. Kedua, seiring dengan waktu lulusnya para mahasiswa, aktivitas dakwah mulai bergerak di perkantoran, pabrik, dan perumahan. Dakwah ini pun dilakukan selama satu dekade hingga dekade 2000-an. Demikian indahnya kehadiran dan awal berkembangnya Hizbut Tahrir di Indonesia. ***
Indahnya riwayat Hizbut Tahrir dilukiskan KH As'ad Said Ali, mantan Waka BIN dan mantan Wakil Ketua Umum PBNU, lewat tulisannya di grup WhatsAps awal Mei 2017.
"Boleh dikatakan," tulis KH As'ad, "Awal mula masuknya gagasan Hizbut Tahir dilakukan secara tidak sengaja. Adalah Kiai Mama Abdullah bin Nuh, pemilik Pesantren Al Ghazali Bogor mengajak Abdurahman Albagdadi, seorang aktivis Hizbut Tahrir yang tinggal di Australia untuk menetap di Bogor pada sekitar 1982—1983."
Tujuannya membantu pengembangan Pesantren Al Ghazali. Nah, saat mengajar di pesantren tersebut, Abdurahman Albagdadi berinteraksi dengan para aktivis masjid kampus dari Masjid Al-Ghifari, IPB Bogor. Dari sini pemikiran-pemikiran Taqiyuddin (pendiri Hizbut Tahrir) mulai didiskusikan. Dibentuk kemudian halakah-halakah (pengajian-pengajian kecil) untuk mengeksplorasi gagasan-gagasan Hizbut Tahrir. Buku-buku Hizbut Tahrir seperti Syaksiyah Islamiyah, Fikrul Islam, dan Mizom Islam, mulai dikaji serius.
Betapa indah ketika kemudian para aktivis kampus inilah yang mulai menyebarkan gagasan Hizbut Tahrir. Melalui jaringan lembaga dakwah kampus, ajaran Hizbut Tahrir menyebar ke kampus-kampus di luar Bogor, seperti Unpad, IKIP Malang, Unair, bahkan hingga keluar Jawa seperti Unhas.
Satu dekade kemudian, tepatnya pada dekade 1990-an, ide-ide dakwah Hizbut Tahrir mulai disampaikan kepada masyarakat umum dengan cara door to door. Tahap pertama, penyampaian dakwah pada orang tua mahasiswa. Kedua, seiring dengan waktu lulusnya para mahasiswa, aktivitas dakwah mulai bergerak di perkantoran, pabrik, dan perumahan. Dakwah ini pun dilakukan selama satu dekade hingga dekade 2000-an. Demikian indahnya kehadiran dan awal berkembangnya Hizbut Tahrir di Indonesia. ***
0 komentar:
Posting Komentar