PARA jemaah calon haji 2016 atau 1437 Hijrah disarankan membuat
persiapan khusus menghadapi suhu tinggi di Tanah Suci. Kepala Pusat
Kesehatan Haji Muchtaruddin Mansyur mengatakan saat ini suhu di Arab
Saudi rata-rata mencapai 50 derajat Celsius. Kondisi ini akan bertahan
hingga dua bulan ke depan. "Secara teoritis terus meningkat. Bisa
mencapai 55 derajat. Ini tentu sangat berbeda dengan cuaca kita," ujar
Muchtaruddin, Sabtu (detikNews, 18/6).
Dokter yang
berpengalaman menangani kesehatan haji itu mengatakan tubuh manusia pada
suhu tersebut membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi. Karena itu,
butuh persiapan sedari dini agar terhindar dari efek buruknya. Hal
pertama yang harus dilakukan jemaah sebelum berangkat adalah
memeriksakan kesehatan secara berkala. Jemaah harus tahu apakah ada
masalah di tubuhnya.
Menurut data Kementerian Kesehatan, tahun
2016 ini ada 58 ribu jemaah yang berisiko tinggi. Mereka berusia di atas
60 tahun dan memiliki penyakit, di antaranya hipertensi, kolesterol,
jantung, dan diabetes.
"Kalau ada gangguan jantung ginjal, itu
harus diketahui. Dari situ nanti penyakitnya bisa terkendali dan
dikenali tingkat parahnya," ujar Muchtaruddin. Bila masalah dalam
tubuhnya sudah dikenali dan terkendali, aktivitas ibadah bisa
disesuaikan. Jemaah diminta fokus pada ibadah haji inti, tidak
memaksakan diri untuk ibadah sunah.
"Kita harus menyiapkan kondisi
fisiknya cukup untuk ibadah haji, karena ibadah haji itu aktivitas
fisik. Jarak dari pondokan sampai tawaf dan sai itu sekitar 5
kilometer," ujarnya. Jadi harus latihan sejak dini. "Setiap habis subuh
biasakan latihan jalan agar terbiasa nanti," imbuhnya.
Penting
diingat, selama di Arab banyak minum agar terhindar dari dehidrasi. Air
minum itu intervensi agar tubuh bisa mempertahankan suhu normal. Bila
kenormalan suhu tubuh tidak terjaga, bisa terkena heatstroke. "Ini fatal akibatnya, bisa mengakibatkan kematian," kata Muchtaruddin.
Kesiapan
fisik dan mental jadi penentunya. Di Masjidil Haram dan Nabawi tersedia
cukup air zamzam untuk minum di galon dengan gelas plastiknya. Di luar
itu diharapkan panitia dan petugas katering memberi pelayanan khusus
untuk air minum.
Dengan kesiapan fisik dan mental, pengalaman
jemaah yang pernah mengalami tekanan panas serupa, tawaf berputar tujuh
kali keliling Baitullah di bawah terik mata hari tak setetes pun
keringat meleleh. Iman yang kuat bisa mempermudah dan memperindah
ibadah. ***
Catatan : Tulisan ini pernah dimuat di Lampung Post edisi 22 Juni 2016.
http://www.lampost.co/berita-persiapan-suhu-tinggi-tanah-suci
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Senin, 03 Juli 2017
Persiapan Suhu Tinggi Tanah Suci!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar