KAPOLRI Jenderal Polisi Tito Karnavian menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas perbaikan institusi Polri dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya terkait kenaikan anggaran Polri, "...tahun 2014 anggaran Polri sebesar Rp44 triliun. Namun, dalam kurun waktu tiga tahun ini 2017 menjadi Rp84 triliun."
Artinya, dalam waktu tiga tahun naik dua kali lipat," ujar Tito pada peringatan HUT ke-71 Bhayangkara di lapangan silang Monas, Jakarta, Senin (10/7/2017), dengan Presiden Jokowi sebagai inspektur upacara. (Kompas.com, 10/7/2017)
Dengan anggaran yang naik, menurut Tito, Polri dapat membeli peralatan yang lebih modern dan perbaikan sarana-prasarana. Gedung Bareskrim Polri baru direnovasi setelah 40 tahun berdiri. Pembangunan gedung Polda Metro yang terbengkalai 13 tahun pun bisa diselesaikan.
Selain itu, lanjut Tito, di bawah kepemimpinan Jokowi dibentuk dua polda baru, yakni Polda Sulawesi Barat dan Papua Barat, 11 polres baru, 99 polsek baru, dan 144 polsubsektor. Dibentuk pula Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim untuk memperkuat penanganan cyber crime.
Di tingkat Mabes Polri diperkuat dengan pembentukan struktur baru, antara lain Korps Pol Air, Korps Pol Udara, Korps Binmas, dan Korps Sabhara yang dipimpin seorang bintang dua, jelas Tito.
Tito juga mengungkap masalah remunerasi anggota Polri, yang pada 2015 hanya sebesar 33%, padahal instansi lain ada yang sudah 100%. Pada 2016 ditingkatkan menjadi 53%. Dan, atas kebijakan Presiden Jokowi, semua anggota Polri menjadi anggota BPJS Kesehatan, bisa berobat tanpa bayar.
Dengan semua peningkatan atas kebijakan Presiden Jokowi itu, menurut Tito, Polri berkomitmen berbenah sesuai dengan amanat Presiden. Ia memastikan Polri terus memperbaiki kultur yang lebih positif. Hal itu terlihat dari hasil survei yang menunjukkan citra Polri terus membaik dari tahun ke tahun.
Hasil survei lembaga Transparansi Internasional, dari sebelumnya Polri berada di puncak sebagai institusi terkorup di Indonesia, terakhir turun hingga lima tingkat menjadi jauh di bawah DPR sebagai lembaga terkorup di Indonesia kurun terakhir ini.
Namun, dengan citranya yang terus membaik itu, tantangan Polri juga terus meningkat seiring kemajuan zaman yang membawa modus-modus baru kejahatan. Padahal, kejahatan pola lama masih terus terjadi bahkan dengan tingkat pemberatan dan kekerasan yang semakin brutal. Tanpa kecuali, ancaman tersebut juga mencekam warga pelosok Lampung. ***
Dengan anggaran yang naik, menurut Tito, Polri dapat membeli peralatan yang lebih modern dan perbaikan sarana-prasarana. Gedung Bareskrim Polri baru direnovasi setelah 40 tahun berdiri. Pembangunan gedung Polda Metro yang terbengkalai 13 tahun pun bisa diselesaikan.
Selain itu, lanjut Tito, di bawah kepemimpinan Jokowi dibentuk dua polda baru, yakni Polda Sulawesi Barat dan Papua Barat, 11 polres baru, 99 polsek baru, dan 144 polsubsektor. Dibentuk pula Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim untuk memperkuat penanganan cyber crime.
Di tingkat Mabes Polri diperkuat dengan pembentukan struktur baru, antara lain Korps Pol Air, Korps Pol Udara, Korps Binmas, dan Korps Sabhara yang dipimpin seorang bintang dua, jelas Tito.
Tito juga mengungkap masalah remunerasi anggota Polri, yang pada 2015 hanya sebesar 33%, padahal instansi lain ada yang sudah 100%. Pada 2016 ditingkatkan menjadi 53%. Dan, atas kebijakan Presiden Jokowi, semua anggota Polri menjadi anggota BPJS Kesehatan, bisa berobat tanpa bayar.
Dengan semua peningkatan atas kebijakan Presiden Jokowi itu, menurut Tito, Polri berkomitmen berbenah sesuai dengan amanat Presiden. Ia memastikan Polri terus memperbaiki kultur yang lebih positif. Hal itu terlihat dari hasil survei yang menunjukkan citra Polri terus membaik dari tahun ke tahun.
Hasil survei lembaga Transparansi Internasional, dari sebelumnya Polri berada di puncak sebagai institusi terkorup di Indonesia, terakhir turun hingga lima tingkat menjadi jauh di bawah DPR sebagai lembaga terkorup di Indonesia kurun terakhir ini.
Namun, dengan citranya yang terus membaik itu, tantangan Polri juga terus meningkat seiring kemajuan zaman yang membawa modus-modus baru kejahatan. Padahal, kejahatan pola lama masih terus terjadi bahkan dengan tingkat pemberatan dan kekerasan yang semakin brutal. Tanpa kecuali, ancaman tersebut juga mencekam warga pelosok Lampung. ***
0 komentar:
Posting Komentar