DIDIRIKAN pada 25 Juli 2011 oleh Martin Hartono, putra pemilik Djarum Group Budi Hartono, Blibli.com menjadi penggalang bisnis daring (e-commerce) nasional. Utamanya dalam menghadapi gempuran dua raksasa bisnis daring Tiongkok, Alibaba Group melalui Lazada dan Tokopedia, serta Tencent Group melalui Shopee dan JD.ID.
Sebagai penggalang bisnis daring nasional, bulan ini menjalani sesi kedua The Big Start Indonesia, sebanyak 20 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) finalis yang diseleksi dari 20 ribu UMKM seluruh Tanah Air menjalani babak karantina mulai 5 sampai 19 Oktober 2017.
Selama dua minggu ini para finalis yang merupakan start up terpilih, ditempa kapasitasnya dalam bisnis daring, untuk menjadi pengusaha daring yang menasional, bahkan mendunia. Dari para finalis itu akan dipilih tiga terbaik dengan hadiah total Rp1 miliar.
CEO Blibli.com, Kusumo Martanto, mengatakan melalui program tersebut tidak hanya mendukung dan memasarkan UMKM lokal, tetapi juga memberikan peluang UMKM dalam negeri menjadi perusahaan global di tengah persaingan digital. (Kompas.com, 2/10/2017)
Kusumo menegaskan pihaknya sangat selektif dalam menyeleksi UMKM melalui beberapa tahapan, "Satu, keunikannya. Terus kami mesti lihat orisinalitasnya. Kemudian kami lihat juga dari market abilities-nya, jadi produknya ada pasarnya enggak. Kami kalau namanya berbisnis harus cari konsumen. Kemudian kami lihat inovatif atau enggak. Kalau ada inovasinya, bahan yang sama bisa berbeda hasilnya."
Didirikan dengan investasi 10 juta dolar AS, Blibli.com menandai keseriusan Djarum Group dalam memasuki bisnis daring. Itu tampak bukan sebatas kesiapan investasinya. Namun lebih lagi dalam rekrutmen pengelolanya, dipilih para lulusan luar negeri. Salah satunya Kusumo Martono, lulusan S-2 teknik industri dari Georgia Institute of Technology, AS.
Sebelum kembali ke Tanah Air, ia sempat bekerja di perusahaan raksasa komputer Intel Corporation dan i2 Technologies dengan jabatan terakhir senior manajer produk. Namun pinangan Djarum Group cukup memikatnya, hingga kini ia menjabat CEO Blibli.com di bawah naungan PT Global Digital Prima. (Republikpos, 3/1/2016)
Dengan keberadaan Blibli.com sebagai penggalang bisnis daring nasional, diharapkan bisa membina banyak pebisnis daring nasional yang tangguh. Dengan memadainya kekuatan pebisnis daring nasional dalam persaingan global, bisnis daring Indonesia bisa terhindar dari kemutlakan dominasi asing. ***
Selama dua minggu ini para finalis yang merupakan start up terpilih, ditempa kapasitasnya dalam bisnis daring, untuk menjadi pengusaha daring yang menasional, bahkan mendunia. Dari para finalis itu akan dipilih tiga terbaik dengan hadiah total Rp1 miliar.
CEO Blibli.com, Kusumo Martanto, mengatakan melalui program tersebut tidak hanya mendukung dan memasarkan UMKM lokal, tetapi juga memberikan peluang UMKM dalam negeri menjadi perusahaan global di tengah persaingan digital. (Kompas.com, 2/10/2017)
Kusumo menegaskan pihaknya sangat selektif dalam menyeleksi UMKM melalui beberapa tahapan, "Satu, keunikannya. Terus kami mesti lihat orisinalitasnya. Kemudian kami lihat juga dari market abilities-nya, jadi produknya ada pasarnya enggak. Kami kalau namanya berbisnis harus cari konsumen. Kemudian kami lihat inovatif atau enggak. Kalau ada inovasinya, bahan yang sama bisa berbeda hasilnya."
Didirikan dengan investasi 10 juta dolar AS, Blibli.com menandai keseriusan Djarum Group dalam memasuki bisnis daring. Itu tampak bukan sebatas kesiapan investasinya. Namun lebih lagi dalam rekrutmen pengelolanya, dipilih para lulusan luar negeri. Salah satunya Kusumo Martono, lulusan S-2 teknik industri dari Georgia Institute of Technology, AS.
Sebelum kembali ke Tanah Air, ia sempat bekerja di perusahaan raksasa komputer Intel Corporation dan i2 Technologies dengan jabatan terakhir senior manajer produk. Namun pinangan Djarum Group cukup memikatnya, hingga kini ia menjabat CEO Blibli.com di bawah naungan PT Global Digital Prima. (Republikpos, 3/1/2016)
Dengan keberadaan Blibli.com sebagai penggalang bisnis daring nasional, diharapkan bisa membina banyak pebisnis daring nasional yang tangguh. Dengan memadainya kekuatan pebisnis daring nasional dalam persaingan global, bisnis daring Indonesia bisa terhindar dari kemutlakan dominasi asing. ***
0 komentar:
Posting Komentar