SHOPEE, perusahaan e-commerce asal Sience Park Singapura, berusaha merebut pasar Indonesia. Dengan dukungan raksasa bisnis daring Tongkok, Tencent, pada semester I 2017, Shopee berhasil membukukan transaksi (gross merchandise value) senilai 3 miliar dolar atau Rp40 triliun. Target pertumbuhan bisnis Shopee mencapai dua digit hingga akhir tahun 2017.
Menurut CEO Shopee, Chris Feng, pada akhir semester I 2017 sudah lebih dari 15 juta warga Indonesia yang mengunduh aplikasi Shopee. Itu bagian dari 43 juta warga Asia yang telah mengunggahnya, tersebar di Singapura (1 juta), Malaysia (3 juta), Thailand (7 juta), Vietnam (5 juta), Filipina (3 juta), dan Taiwan (9 juta). (Kompas.com, 27/9/2017)
Dengan aplikasi yang telah demikian banyak diunduh di Indonesia itu, ambisi Shopee untuk merebut pasar e-commerce Indonesia mencolok pada dominasi iklan luar ruang di lokasi-lokasi strategis kota-kota besar Indonesia. Promosi besar-besaran itu didukung pengiriman gratis logistiknya ke pelanggan lewat kerja sama dengan PT Pos Indonesia yang memiliki 4.500 Kantor Pos menjangkau 79% kecamatan di Tanah Air.
Kerja sama dengan PT Pos Indonesia itu juga bertujuan mendukung pengembangan UMKM dalam negeri. Dengan memanfaatkan market place di Shopee, para pengusaha UMKM bisa langsung mengirim pesanan yang didapat melalui Kantor Pos terdekat, yang sudah menjadi jaringan Shopee.
Untuk mendorong UMKM Indonesia mengembangkan bisnis daring, Chris Feng menyatakan Shopee memiliki komitmen investasi sebesar Rp100 miliar untuk mendukung pengusaha lokal melalui program-programnya.
Salah satu bentuk bantuannya berupa edukasi di program Kampus Shopee, yang tahun ini melakukan roadshow di 13 kota Indonesia. Shopee juga memberikan dana langsung kepada UMKM terpilih melalui program Shopee untuk negeri, dengan membantu mereka mengembangkan bisnisnya.
Upaya Tencent Group merebut pasar Indonesia lewat Shopee diperkuat JD.ID yang mengklaim semua produknya orisinal. Pesaing utama mereka juga raksasa bisnis daring dari Tiongkok, yakni Alibaba Group, yang kiprahnya di Indonesia melalui Lazada dan Tokopedia.
Tak kepalang tanggung, Alibaba telah menyuntik Lazada sebesar Rp13,33 triliun dan Tokopedia Rp14,66 triliun, totalnya jadi Rp28 triliun. Sebelum disuntik Alibaba, awal 2017, Tokopedia telah memiliki 12 juta pengguna dengan omzet lebih Rp1 triliun per bulan.
Demikianlah sengitnya persaingan asing di pasar e-commerce Indonesia. ***
Dengan aplikasi yang telah demikian banyak diunduh di Indonesia itu, ambisi Shopee untuk merebut pasar e-commerce Indonesia mencolok pada dominasi iklan luar ruang di lokasi-lokasi strategis kota-kota besar Indonesia. Promosi besar-besaran itu didukung pengiriman gratis logistiknya ke pelanggan lewat kerja sama dengan PT Pos Indonesia yang memiliki 4.500 Kantor Pos menjangkau 79% kecamatan di Tanah Air.
Kerja sama dengan PT Pos Indonesia itu juga bertujuan mendukung pengembangan UMKM dalam negeri. Dengan memanfaatkan market place di Shopee, para pengusaha UMKM bisa langsung mengirim pesanan yang didapat melalui Kantor Pos terdekat, yang sudah menjadi jaringan Shopee.
Untuk mendorong UMKM Indonesia mengembangkan bisnis daring, Chris Feng menyatakan Shopee memiliki komitmen investasi sebesar Rp100 miliar untuk mendukung pengusaha lokal melalui program-programnya.
Salah satu bentuk bantuannya berupa edukasi di program Kampus Shopee, yang tahun ini melakukan roadshow di 13 kota Indonesia. Shopee juga memberikan dana langsung kepada UMKM terpilih melalui program Shopee untuk negeri, dengan membantu mereka mengembangkan bisnisnya.
Upaya Tencent Group merebut pasar Indonesia lewat Shopee diperkuat JD.ID yang mengklaim semua produknya orisinal. Pesaing utama mereka juga raksasa bisnis daring dari Tiongkok, yakni Alibaba Group, yang kiprahnya di Indonesia melalui Lazada dan Tokopedia.
Tak kepalang tanggung, Alibaba telah menyuntik Lazada sebesar Rp13,33 triliun dan Tokopedia Rp14,66 triliun, totalnya jadi Rp28 triliun. Sebelum disuntik Alibaba, awal 2017, Tokopedia telah memiliki 12 juta pengguna dengan omzet lebih Rp1 triliun per bulan.
Demikianlah sengitnya persaingan asing di pasar e-commerce Indonesia. ***
0 komentar:
Posting Komentar