BOM truk di Mogadishu, Ibu Kota Somalia, menewaskan 189 orang dan lebih 200 orang terluka. Jumlah korban bom Sabtu (14/10/217) itu hampir menyamai Bom Bali I (2002) yang menewaskan 202 orang, mayoritas turis asing. Bom Mogadishu belum dilaporkan berapa korban warga asing.
Serangan bom Mogadishu terjadi di Distrik Hodan, pusat keramaian padat penduduk, kawasan pusat perhotelan, pertokoan, pasar, restoran, dan kantor-kantor pemerintahan pusat. Besarnya ledakan menyebabkan jendela-jendela bangunan di dekatnya rusak, bahkan ada yang daun jendelanya terpental dari dudukannya.
"Saat itu arus lalu lintas sedang ramai oleh para pelintas dan mobil," kata Abdinur Abdulle, petugas restoran dekat kejadian dikutip Kompas.com dari The Telegraph, Minggu (15/10/2017). "Ini sebuah bencana besar."
Ismail Yusuf, saksi mata lainnya, mengatakan, "Ini mengerikan. Bom itu meledak di sepanjang jalan yang ramai dan menyebabkan banyak orang tewas. Saya melihat tubuh korban tewas berserakan, tapi saya tak bisa menghitungnya. Sungguh sebuah kejadian yang mengerikan."
Meski belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas bom itu, Perdana Menteri Hasan Ali Khaire menuding Al Shabaab, sayap Al-Qaeda di negeri itu. "Mereka tak peduli dengan nasib hidup rakyat Somalia, para ibu, ayah, dan anak-anak," tukas Khaire. "Mereka menarget wilayah padat penduduk, hanya membunuh warga sipil."
Somalia bersimbah darah perang saudara sejak 1991. Presiden Siad Barre yang berhaluan sosialis digulingkan. Tapi, para panglima gagal sepakat membentuk pemerintahan baru. Perang saudara pun berkobar.
Tahun 2000 para pemimpin suku memilih Abdulkasim Salat Hasan sebagai presiden. Tapi, pemerintahan baru ini gagal menyatukan negeri. Konflik senjata berlanjut. Kelompok radikal Islam muncul berseberangan di bawah panji Islamic Courts Union (ICU).
Mei 2006 ICU berhasil menguasai Mogadishu. Pemerintah dan pasukannya terdesak ke utara. Tapi, dunia tak mengakui ICU. Tentara Ethiopia dan pasukan pemerintah ganti memukul ICU keluar Mogadishu. Faksi terkuat ICU adalah Al Shabaab, yang kemudian menguasai kawasan desa selatan dan tengah Somalia.
Tahun 2009 saat tentara Ethiopia ditarik, Al Shabaab merebut Baidoa, basis wilayah pemerintah. Presiden moderat yang baru terpilih, Sheik Sharif Ahmad, minta bantuan tetangga. Uganda, Ethiopia, Djibouti, Sierra Leone, dan Burundi mengirim militer dalam kesatuan Uni Afrika. Tahun 2012 Al Shabaab tersisa sebagai gerakan teroris di Afrika. ***
"Saat itu arus lalu lintas sedang ramai oleh para pelintas dan mobil," kata Abdinur Abdulle, petugas restoran dekat kejadian dikutip Kompas.com dari The Telegraph, Minggu (15/10/2017). "Ini sebuah bencana besar."
Ismail Yusuf, saksi mata lainnya, mengatakan, "Ini mengerikan. Bom itu meledak di sepanjang jalan yang ramai dan menyebabkan banyak orang tewas. Saya melihat tubuh korban tewas berserakan, tapi saya tak bisa menghitungnya. Sungguh sebuah kejadian yang mengerikan."
Meski belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas bom itu, Perdana Menteri Hasan Ali Khaire menuding Al Shabaab, sayap Al-Qaeda di negeri itu. "Mereka tak peduli dengan nasib hidup rakyat Somalia, para ibu, ayah, dan anak-anak," tukas Khaire. "Mereka menarget wilayah padat penduduk, hanya membunuh warga sipil."
Somalia bersimbah darah perang saudara sejak 1991. Presiden Siad Barre yang berhaluan sosialis digulingkan. Tapi, para panglima gagal sepakat membentuk pemerintahan baru. Perang saudara pun berkobar.
Tahun 2000 para pemimpin suku memilih Abdulkasim Salat Hasan sebagai presiden. Tapi, pemerintahan baru ini gagal menyatukan negeri. Konflik senjata berlanjut. Kelompok radikal Islam muncul berseberangan di bawah panji Islamic Courts Union (ICU).
Mei 2006 ICU berhasil menguasai Mogadishu. Pemerintah dan pasukannya terdesak ke utara. Tapi, dunia tak mengakui ICU. Tentara Ethiopia dan pasukan pemerintah ganti memukul ICU keluar Mogadishu. Faksi terkuat ICU adalah Al Shabaab, yang kemudian menguasai kawasan desa selatan dan tengah Somalia.
Tahun 2009 saat tentara Ethiopia ditarik, Al Shabaab merebut Baidoa, basis wilayah pemerintah. Presiden moderat yang baru terpilih, Sheik Sharif Ahmad, minta bantuan tetangga. Uganda, Ethiopia, Djibouti, Sierra Leone, dan Burundi mengirim militer dalam kesatuan Uni Afrika. Tahun 2012 Al Shabaab tersisa sebagai gerakan teroris di Afrika. ***
0 komentar:
Posting Komentar