Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Paket Bisnis Daring Dikirim Pakai Drone!

DI Amerika Serikat dan Tiongkok, transaksi bis­nis daring (e-commerce) sudah mencapai 12% dari transaksi ritel nasional. Pada tingkat terse­but kegiatan itu menjadi bisnis yang sangat pa­dat karya, membutuh­kan pekerja jauh lebih banyak dari departement store yang tumbang akibat maraknya bisnis daring.
Itu karena setiap hari jutaan pesanan dari pembeli harus diproses bagian clearance pembayaran. Setelah masalah pembayaran clear, datanya mengalir ke bagian pengemas, setiap pesanan bersifat unik, harus dipaket khusus dengan label alamat yang tidak boleh tertukar. Usai dipaket dengan label alamatnya dialihkan ke bagian ekspedisi, yang harus mengirim setiap paket ke jutaan alamat dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Artinya, setelah bagian pemasaran berpro­mosi dan melakukan penjualan memanfaatkan hasil revolusi teknologi informasi, pengiriman paket penjualannya ke pembeli ternyata kewalahan jika tetap dilakukan hanya dengan sistem transportasi konvensional. Untuk mengatasi masalah itu, perusahaan daring AS Amazon dan JD di Tiongkok, mengembang­kan teknologi drone, pengangkut paket ringan tanpa awak. Tidak lama lagi jutaan drone akan terbang berseliweran di udara kedua negara itu untuk mengantarkan paket bisnis daring.
JD, di Tiongkok terkenal dengan sebutan Jingdong, di Indonesia beroperasi dengan logo JD.id, salah satu unggulan grup Tencent milik Mo Huateng, pesaing utama grup Alibaba milik Jack Ma. Menurut detik-inet (28/10/2017) yang mengunjungi pusat pengembangan drone JD di Beijing, drone yang sudah siap operasi dalam waktu dekat mampu membawa beban 28 kg dengan jarak tempuh sejauh 30 km. Perangkat milik JD ini diberi nama JDrone.
Nantinya JDrone yang dikendalikan pilot le­wat GPS akan terbang dengan kecepatan hing­ga 100 km/jam dari stasiun khusus distribusi wilayah ke stasiun tempat para kurir yang siap mengantar paket ke alamat pemesan yang ala­matnya sudah disortir dekat pangkalan mereka. Tahap pertama JDrone akan beroperasi di dua provinsi Tiongkok, menunggu selesainya izin operasi di provinsi lainnya. Menurut perenca­naannya, dalam lima tahun ke depan ada satu juta JDrone melayang di udara Tiongkok.
JD mengklaim, kehadiran JDrone kelak akan memangkas biaya ekspedisi hingga 70% dibanding dengan transportasi konvensional. Selain JDrone, JD juga membuat JDrove, kotak beroda empat berjalan secara nirawak di jalan raya membawa beban sampai 199 kg, bisa mengikuti rambu lalu-lintas. ***

0 komentar: