Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Belanja Pengalaman, Beli Apaan?

PRESIDEN Joko Widodo mengatakan pada era digital ini terjadi banyak pergeseran dari pola konsumsi hingga gengsi yang sudah bukan berwujud barang. Konsumsi masyarakat saat ini beralih jadi konsumsi pengalaman. Status gengsi pun bukan lagi persoalan memiliki barang mewah, melainkan pengalaman dan petualangan apa saja yang pernah dia alami.
"Pola konsumsi masyarakat sekarang sudah bergeser, dari belanja barang ke belanja pengalaman, wisata, dan hiburan," ujar Presiden Jokowi. "Sekarang, di media sosial menentukan status bergengsi, bukan lagi barang mewah. Yang menentukan itu pengalaman, petualangan yang di-upload." (Kompas.com, 29/11/2017).
Menurut Jokowi, indikator perubahan itu juga terlihat dari tingginya pertumbuhan konsumsi restoran dan hotel yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III 2017 hanya 4,95%, sedangkan konsumsi hotel dan restoran mencapai 5,7%.
Perubahan tersebut, kata Jokowi, harus direspons dengan cepat, baik oleh pengusaha maupun pemerintah. Dari sisi pemerintah, saat ini dibangun Palapa Ring yang merupakan jaringan kabel serat optik untuk digunakan sebagai tulang punggung layanan telekomunikasi.
Palapa Ring dibangun hingga daerah pelosok dan perbatasan agar masyarakat yang ada di sana bisa merasakan internet dengan kecepatan tinggi.
Pemerintah juga telah memperbaiki sejumlah infrastruktur di daerah, antara lain memperbaiki Bandara Labuhan Bajo di NTT, dan Bandara Silangit di Toba, Sumut. "Infrastruktur di daerah dan proses membangunnya sekarang ada yang selesai dan belum selesai. Nanti akan terus dikembangkan agar daerah makin murah dan mudah dijangkau," tegas Jokowi.
Untuk kelompok millennial (kelahiran 1982—1995) kini tidak tertarik lagi memajang foto selfie-nya di medsos dengan menenteng tas Hermes berharga ratusan juta rupiah, tapi lebih bangga foto selfie berlatar belakang Jam Gadang atau Istana Pagaruyung.
Pergeseran konsumsi itu berlangsung simultan, sesuai dengan tingkat ekonomi masyarakatnya. Pemerintah daerah dan pengusaha lokal bisa mengantisipasi dengan menyiapkan lokasi rekreasi warga setempat yang murah meriah. Dari tempat bermain anak-anak hingga taman yang teduh untuk keluarga foto selfie, membentang tikar makan bersama (nyeruit) di hari libur, seperti Taman Kehati (Keanekaragaman Hayati) di Mesuji, sudah menjadi kebutuhan semua lapisan masyarakat.
Sejak zaman Romawi, rakyat tidak cuma butuh roti, tetapi juga butuh sirkus (hiburan). ***

0 komentar: