TAKDIR kontras petahana dihadirkan lembaga survei Rakata pada hasil surveinya semester terakhir. Petahana dengan popularitas 94%, lebih 10% di atas tiga kandidat lainnya, tapi secara kontras elektabilitasnya malah terendah, hanya 12%. Takdir kontras petahana itu disimpulkan hasil survei Rakata dalam kalimat lugas, 70,25% responden ingin gubernur baru.
Pada hasil survei Rakata terakhir itu, Mustafa meraih elektabilitas tertinggi 18,25% dengan popularitas 79%, disusul Herman HN elektabilitas 17,75% dan popularitas 78,75%, serta Arinal elektabilitas 14,75% dan popularitas 78%.
Kontestasi pilgub rupanya seperti balapan, yang sosialisasinya start duluan untuk sementara elektabilitasnya di depan. Mustafa mulai sosialisasi paling awal dengan mendeklarasikan diri sebagai calon gubernur di depan massa Partai NasDem di lapangan Islamic Center Lampung Timur. Deklarasi tersebut dihadiri Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Sosialisasi Mustafa juga dilakukan dari usaha menaikkan harga singkong petani dengan memanggil para pengusaha pabrik untuk tanda tangan perjanjian. Lalu menggelorakan ronda kampung dengan program 1 juta kentongan. Ini rupanya nyambung dengan hasil survei Rakata, 52,50% rakyat Lampung menghendaki upaya mengatasi masalah kriminalitas dan keamanan.
Baliho ‘Mustafa Gubernurku’ berukuran besar-besar menyebar luas sampai pelosok daerah Lampung, ini disaingi baliho ‘Arinal Calon Gubernur, Tulus Melayani Rakyat’.
Selain sebaran baliho yang luas, sosialisasi Arinal bahkan lebih spektakuler. Dia gelar pertunjukan wayang kulit keliling daerah setiap akhir pekan, disusul tablig akbar dengan ustaz terkenal dan jalan sehat berhadiah.
Sebaliknya, petahana tampak tenang bahkan terlalu tenang hingga sosialisasinya kurang menonjol. Bahkan, ketika kandidat lain sibuk mengatur koalisi partai pendukung, petahana tampak tidak ikut memperebutkan partai. Terkesan sebagai ketua partai yakin akan mendapat restu dari DPP. Tapi, itu membuat rakyat sport jantung, partai apa yang bakal dia bajak melengkapi syarat pencalonannya.
Demikian pula runner-up pilgub sebelumnya, Herman HN, sosialisasinya cenderung hanya mengandalkan proyek jalan layang sebagai bukti dirinya mampu membangun daerah tanpa semata mengandalkan APBD. Poster foto dirinya yang relatif kecil untuk peragaan sosialisasi, sebarannya pun terbatas.
Hasil survei Rakata jelas membangunkan petahana dan runner up-nya untuk tidak menganggap enteng para pesaingnya. ***
Kontestasi pilgub rupanya seperti balapan, yang sosialisasinya start duluan untuk sementara elektabilitasnya di depan. Mustafa mulai sosialisasi paling awal dengan mendeklarasikan diri sebagai calon gubernur di depan massa Partai NasDem di lapangan Islamic Center Lampung Timur. Deklarasi tersebut dihadiri Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Sosialisasi Mustafa juga dilakukan dari usaha menaikkan harga singkong petani dengan memanggil para pengusaha pabrik untuk tanda tangan perjanjian. Lalu menggelorakan ronda kampung dengan program 1 juta kentongan. Ini rupanya nyambung dengan hasil survei Rakata, 52,50% rakyat Lampung menghendaki upaya mengatasi masalah kriminalitas dan keamanan.
Baliho ‘Mustafa Gubernurku’ berukuran besar-besar menyebar luas sampai pelosok daerah Lampung, ini disaingi baliho ‘Arinal Calon Gubernur, Tulus Melayani Rakyat’.
Selain sebaran baliho yang luas, sosialisasi Arinal bahkan lebih spektakuler. Dia gelar pertunjukan wayang kulit keliling daerah setiap akhir pekan, disusul tablig akbar dengan ustaz terkenal dan jalan sehat berhadiah.
Sebaliknya, petahana tampak tenang bahkan terlalu tenang hingga sosialisasinya kurang menonjol. Bahkan, ketika kandidat lain sibuk mengatur koalisi partai pendukung, petahana tampak tidak ikut memperebutkan partai. Terkesan sebagai ketua partai yakin akan mendapat restu dari DPP. Tapi, itu membuat rakyat sport jantung, partai apa yang bakal dia bajak melengkapi syarat pencalonannya.
Demikian pula runner-up pilgub sebelumnya, Herman HN, sosialisasinya cenderung hanya mengandalkan proyek jalan layang sebagai bukti dirinya mampu membangun daerah tanpa semata mengandalkan APBD. Poster foto dirinya yang relatif kecil untuk peragaan sosialisasi, sebarannya pun terbatas.
Hasil survei Rakata jelas membangunkan petahana dan runner up-nya untuk tidak menganggap enteng para pesaingnya. ***
0 komentar:
Posting Komentar