SETELAH bisnis daring (online) menguasai pasar berbagai sektor, dari ritel hingga transportasi, kini giliran hotel daring giat merebut pasar. Pemain baru di skala nasional muncul hotelmurah.com, sedang pemain global yang hadir sejak 2008 Airbnb (airbed and breakfast) juga sudah kiprah di Indonesia.
Hotel online seperti Airbnb memungkinkan konsumen untuk menyewa ruangan, kamar, apartemen, hingga rumah seseorang hanya melalui pemesanan dan transaksi secara online. CEO hotelmurah.com Ari Sudradjat menyatakan pihaknya bisa menyediakan kamar hotel dengan harga terjangkau. "Sehingga, makin banyak masyarakat bisa menikmati liburan," ujarnya. (Kompas.com, 29/11/2017)
Berdasarkan data Airbnb, dari awal tahun hingga November 2017, ada 881 ribu wisatawan asing sekaligus pelanggan Airbnb yang datang ke Indonesia. Pertumbuhan jumlah konsumen Airbnb di Indonesia mencapai 72% tahun ini dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Jumlah hunian di Indonesia yang disewakan melalui situs Airbnb sampai saat ini ada 43.700 tempat. Total keseluruhan pendapatan tuan rumah Airbnb untuk tahun ini mencapai Rp1,15 triliun. Dari keseluruhan total pendapatan itu, 97% menjadi bagian tuan rumah, sedang 3%-nya pemasukan Airbnb.
Operasi situs hotel berbagi Airbnb di Indonesia dikeluhkan para pengusaha hotel dan penginapan karena dianggap telah merugikan mereka, merebut pasar tanpa perlu melakukan kewajiban pajak dan komisi untuk agen perjalanan. Sementara pihak Airbnb mengaku bersedia bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk merumuskan kebijakan serta aturan main usaha mereka agar menciptakan persaingan yang adil. Sejauh ini belum ada pengaturan pemerintah untuk bisnis baru ini.
Namun, pemilik TX Travel, Anto Thedy, meminta pengusaha hotel konvensional tidak khawatir. "Pemilik hotel jangan takut, kita akan banyak bermain di servis," tegasnya.
Menurut Anton, pangsa pasar hotel konvensional dan online berbeda jauh. Jika pelanggan hotel konvensional kebanyakan berusia 40 tahun ke atas, konsumen hotel online kebanyakan kaum millennial dengan kisaran usia 20 tahun. Kaum millennial dinilai tidak terlalu memikirkan kenyamanan dan keamanan, tetapi hanya cari yang termurah.
Wakil Ketua Umum PHRI Rainier Daulay juga tidak gentar. Hotel konvensional punya standar dalam melayani pelanggan, sedangkan tuan rumah atau host di Airbnb tidak punya keterampilan itu, tegas Daulay.
Kalau begitu, tinggal menunggu pemerintah menyiapkan aturan main yang adil. ***
Berdasarkan data Airbnb, dari awal tahun hingga November 2017, ada 881 ribu wisatawan asing sekaligus pelanggan Airbnb yang datang ke Indonesia. Pertumbuhan jumlah konsumen Airbnb di Indonesia mencapai 72% tahun ini dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Jumlah hunian di Indonesia yang disewakan melalui situs Airbnb sampai saat ini ada 43.700 tempat. Total keseluruhan pendapatan tuan rumah Airbnb untuk tahun ini mencapai Rp1,15 triliun. Dari keseluruhan total pendapatan itu, 97% menjadi bagian tuan rumah, sedang 3%-nya pemasukan Airbnb.
Operasi situs hotel berbagi Airbnb di Indonesia dikeluhkan para pengusaha hotel dan penginapan karena dianggap telah merugikan mereka, merebut pasar tanpa perlu melakukan kewajiban pajak dan komisi untuk agen perjalanan. Sementara pihak Airbnb mengaku bersedia bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk merumuskan kebijakan serta aturan main usaha mereka agar menciptakan persaingan yang adil. Sejauh ini belum ada pengaturan pemerintah untuk bisnis baru ini.
Namun, pemilik TX Travel, Anto Thedy, meminta pengusaha hotel konvensional tidak khawatir. "Pemilik hotel jangan takut, kita akan banyak bermain di servis," tegasnya.
Menurut Anton, pangsa pasar hotel konvensional dan online berbeda jauh. Jika pelanggan hotel konvensional kebanyakan berusia 40 tahun ke atas, konsumen hotel online kebanyakan kaum millennial dengan kisaran usia 20 tahun. Kaum millennial dinilai tidak terlalu memikirkan kenyamanan dan keamanan, tetapi hanya cari yang termurah.
Wakil Ketua Umum PHRI Rainier Daulay juga tidak gentar. Hotel konvensional punya standar dalam melayani pelanggan, sedangkan tuan rumah atau host di Airbnb tidak punya keterampilan itu, tegas Daulay.
Kalau begitu, tinggal menunggu pemerintah menyiapkan aturan main yang adil. ***
0 komentar:
Posting Komentar