Artikel Halaman 8, Lampung Post Rabu 07-08-19
Cuitan Trump Sulut Koreksi Global!
H. Bambang Eka Wijaya
CUITAN Presiden Donald Trump di Twitter (1/8/2019) menyulut koreksi pasar saham global, tanpa kecuali Wall Street. Indeks Nikkei rontok 2,1%, Hang Seng jatuh 2,02%. IHSG Jumat pagi tersengat 0,71%, bahkan rupiah yang lama parkir di level 13.900/dolar AS, kembali ke level Rp14.100/dolar AS.
Setelah gencatan perang dagang sejak pertemuan Trump dengan Xi Jinping di sela KTT G20 diJepang akhir Mei 2019, hingga Trump mengizinkan perusahaan AS kembali berbisnis dengan Huawei, tiba-tiba akun Twiter Trump (1/8/2019) megumumkan:
AS akan mengenakan bea masuk baru sebesar 10% bagi produk impor asal Tiongkok senilai 300 miliar dolar AS yang hingga kini belum terdampak perang dagang. Bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga di atas 25%. Kebijakan tersebut mulai berlaku 1 September.
Menurut CNBC (2/8), Trump mengumumkan itu seusai pertemuan dengan Menteri Kauangan Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang Lighthizer terkait hasil negosiasi di Shanghai pekan ini. Negosiasi pada hari kedua, Rabu (31/7/2019) diakhiri lebih cepat dari jadwal, lansir Reuter.
Kedua pihak sama-sama tidak mengumumkan langkah konkret apa pun yang akan diambil guna mempercepat tercapainya kesepakatan dagang. Bahkan berbeda pernyataannya. Pihak AS menyebut Tiongkok kembali berkomitmen untuk membeli produk agrikultur AS dalam jumlah yang lebih besar. Sedang pihak Tiongkok menyebut kedua pihak menduskusikan hal tersebut tanpa komitmen apa pun.
Tiongkok kemungkinan besar akan membuat langkah balasan dengan mengenakan bea tambahan terhadap produk-produk made in USA.
Selain memukul IHSG dan Rupiah, cuitan Trump itu juga mengimbas ke harga CPO, komoditas penghasil devisa terbesar Indonesia, yang langsung anjlok 0,29%, menjadi MYR2.058/ton untuk kontrak pengiriman Oktober. Dengan kurs 1 MYR ke rupiah sebesar Rp3.338,50, berarti harga CPO per ton menjadi Rp6.870,633. Sedang dengan kurs 1 dolar AS MYR4,16, sama dengan 685 dolar AS/ton.
Pelemahan harga CPO terjadi akibat terseret turunnya harga minyak kedelai hingga 0,29% pada perdagangan Kamis (1/8/2019). Memanasnya kembali perang dagang AS-Tiongkok membuat pelaku pasar khawatir terhadap peningkatan stok minyak kedelai di AS.
Memanasnya kembali perang dagang AS-Tiongkok mengimbas secara multidimensi perekonomian Indonesia, yang ekspornya terbesar terkait rantai pasok ke Tiongkok. Sedangkan impor pangan RI tertinggi dari AS, lebih 10 juta ton gandum dan lebih 2 juta ton kedelai per tahun. ***
0 komentar:
Posting Komentar