Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 29-08-19
IKN Baru Butuh Nama Paling Ideal!
H. Bambang Eka Wijaya
KETIKA berhasil merebut pelabuhan Sunda Kelapa dari Portugis 22 Juni 1527, Fatahillah (Falatehan) mengganti nama pelabuhan itu menjadi Jayakarta. Nama ini dari bahasa Sansekerta yang berarti kejayaan yang diraih dengan perjuangan.
Lalu saat Jan Pieterszoon Coen berhasil merebut pelahuhan itu dari Kesultanan Banten 30 Mei 1619, namanya dia ganti lagi menjadi Batavia. Nama itu berasal dari suku Batavia, sebuah suku Jermanik yang bermukim di tepi Sungai Rhein pada kekaisaran Romawi. Bangsa Belanda dan sebagian Jerman adalah keturunan suku tersebut.
Namun setelah Belanda angkat kaki diusir pasukan Jepang 1942, namanya diganti menjadi Jakarta. Nama ini telah lazim digunakan oleh para perintis perjuangan kemerdekaan RI, yang diikuti Jepang.
Dari perjalanan sejarah bangsa, tampak nama Ibu Kota Negara (IKN) yang ideal, penting. Demikian pula tentunya dengan IKN baru yang telah ditetapkan lokasinya oleh Presiden Joko Widodo di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Kalau mengikuti kebiasaan warga setempat menyebutnya, maka sebutannya menjadi DKI Pepautkukar.
Nama itu selain sukar menyebutnya, juga kurang enak didengar. Tapi ada berbagai cara memberi nama kota. Ada yang mengacu pada maknanya yang relevan, seperti Jayakarta. Ada yang mengingatkan heroisme perjuangan bangsanya, seperti pada 1975 ketika bangsa Vietnam berhasil mengusir pasukan Amerika Serikat angkat kaki dari negerinya, nama kota Saigon diganti menjadi Ho Chi Minh.
Lantas, apakah nama yang paling tepat untuk pengganti DKI Pepautkukar? Mungkin perlu disayembarakan, kemudian diseminarkan para ahli multidisiplin.
Perlu diingat di kawasan IKN baru tersebut, di wilayah Kukar, lebih dahulu terdapat nama Konservasi Hutan Lindung Bukit Soeharto. Maka, kalau nama pahlawan nasional yang akan dipilih sebagai nama IKN baru, harus yang tidak kalah pamor.
Pemberian nama baru kota tersebut idealnya dilakukan saat peresmian. Dilakukan dengan menandatangani prasasti yang mengukir nama kota baru tersebut. Sesuai jadwal, peresmiannya digesa pada 2014, mungkin supaya peresmian dan penandatanganan prasasti bisa dilakukan Presiden Joko Widodo.
Salah satu kemungkinan, nama IKN baru akan mengacu nama Kutai Kartanegara sebagai salah satu kerajaan nusantara tertua di Indonesia. Maka, bisa saja IKN baru diberi nama Kartanegara, yang dalam bahasa Sansekerta berarti negara hasil perjuangan, atau dalam bahasa Jawa Kuno kemakmuran negara.***
0 komentar:
Posting Komentar