Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Megathrust, 295 Sesar dan Cincin Api 127 Gunung!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 25-08-19
Megathrust, 295 Sesar dan
Cincin Api 127 Gunung!
H. Bambang Eka Wijaya

DI Indonesia setiap hari ada gempa bumi lebih dari sekali dengan magnitudo bervariasi. Itu akibat Indonesia di cincin api (ring of fire) dengan 127 gunung berapi, terletak di 295 sesar aktif seperti Sesar Besar Sumatera yang membentuk Bukit Barisan dari Aceh sampai Lampung, serta benturan lempeng Australia, Eurasia dan Pasifik yang terus bergerak.
Benturan lempeng bumi sepanjang lepas pantai barat Sumatera, selatan Jawa dan Nusa Tenggara itu, di beberapa titik ada subduksi pemicu gempa megathrust M 8-9. Lalu sesar aktif bisa memicu gempa besar seperti tsunami Aceh 26 Desember 2004, gempa Lombok dan tsunami dengan likuifaksi Palu 2018, lalu letusan gunung seperti Gunung Anak Krakatau yang memicu tsunami Selat Sunda 22 Desember 2018.
Karena itu, kewaspadaan komplit terhadap segala jenis bencana itu, sekaligus mitigasi mengurangi dampaknya, harus lebih ditingkatkan pada masyarakat. Di balik diskusi yang membahas ancaman megathrust, harus disadari bencana lain yang tak kalah merusak.
"Ditinjau dari frekuensi kejadian gempa merusak, maka sesar aktif lebih sering terjadi dan menimbulkan kerusakan serta korban jiwa dibandingkan megathrust yang sebenarnya lebih jarang terjadi," kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, dikutip Kompas.com (16/8/2019).
Menurut dia, dalam buku Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) 2017, disebutkan sumber gempa dari segmen megathrust hanya berjumlah 16 segmen. Sedangkan jumlah segmen sesar aktif yang dimiliki Indonesia lebih dari 295 sesar aktif.
Sebagai contoh, gempa dahsyat yang berpusat di darat seperti gempa Yogya (2006), gempa Podie Jaya (2016), gempa Lomhok dan Palu 2018 terbukti telah menimbulkan kerusakan yang hebat.
"Gempa tersebut menelan banyak korban jiwa dan menimbulkan kerugian sangat besar. Karena pusatnya berada di daratan dekat pemukiman masyarakat," ujarnya lalu menambahkan, "Gempa tersebut dipicu oleh sumber gempa sesar aktif, bukan dari sumber gempa megathrust."
Sumber gempa megathrust, menurut dia,  terletak di laut. Sedangkan sumber gempa sesar aktif banyak yang terletak di daratan, dekat perkotaan bahkan dekat tempat tinggal kita.
Seperti warga Lampung yang tinggal dekat sesar aktif patahan Semangko, pangkal dari Sesar Besar Sumatera, harus siap menghadapi local site effect gempa. Warga harus dilatih evakuasi mandiri, menjaga kepala dari jatuhan genteng, cepat meninggalkan lokasi terancam tsunami dan sebagainya. ***


0 komentar: