Artikel Halaman 8, Lampung Post Senin 12-08-19
Indonesia Era Industri Mobil Listrik!
H. Bambang Eka Wijaya
PEKAN lalu Presiden Jokowi menandatangani Peraturan Presiden percepatan pengembangan kenderaan bermotor listrik atau mobil listrik, (electric vehicle/EV). Perpres ini relatif terlambat, karena bus Trans Jakarta dan taksi Bluebird kini telah menggunakan mobil listrik buatan Tiongkok. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak.
Jokowi mengatakan dengan adanya Perpres bisa mendorong pelaku insustri untuk memproduksi baterai sendiri. Baterai merupakan komponen paling krusial pada mobil listrik.
"Kita tahu 60 persen dari mobil listrik kuncinya ada di baterainya. Dan bahan untuk membuat baterai dan lain-lain ada di negara kita. Sehingga, strategi bisnis negara ini bisa kita rancang agar kita nanti bisa mendahului membangun industri mobil listrik yang murah, dan kompetitif," kata Jokowi.
Kepala Negara berharap dengan adanya Perpres ini, pelaku industri otomotif bisa segera merealisasikan membangun industri mobil listrik. (Kompas.com, 8/8/209)
Upaya membangun industri mobil listrik dengan keunggulan produksi baterainya yang murah, cukup beralasan. Mobil listrik dewasa ini terbilang mahal, salah satunya karena baterainya yang masih mahal.
Contohnya mobil Outlander Plug in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) buatan Mitsubishi, harganya dibanderol Rp1,289 miliar. Harga baterainya saja, menurut Boediarto dari marketing Mitsubishi Motors, sekitar Rp200 jutaan, nyaris menyamai harga Xpander, mobil produk Mitsubishi yang laris.
Selain itu, banyak jenis mobil listrik yang telah hadir di Indonesia, dipamerkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di BSD bulan lalu. Antara lain, BMW i3S, harga off the road Rp1,3 miliar. Lalu BMW i8 PHEV, Toyota C-HR Hybrid, Camry Hybrid, Prius Hybrid, Alphard Hybird, dan Mercedes-Benz E300 EQ Power. Semua jenis itu harganya di atas Rp1 miliar.
Ada tiga jenis teknologi mobil listrik. Pertama, Electric Vehicle (EV), berjalan hanya dengan mesin listrik tunggal, baterainya selain diisi lewat mekanisme kinetik saat mobil jalan, juga dicas dengan sumber energi eksternal.
Kedua jenis Hybrid, bermesin dua: berdaya listrik dan bensin. Penggerakan mobil oleh mesin berdaya listrik, sedang mesin bensin membantu mengisi baterai sambil mobil jalan, dan membantu tenaga dorong saat diperlukan secara otomatis. Jenis Hybrid tak perlu dicas dengan sumber energi eksternal.
Ketiga jenis PHEV, bermesin dua dan bekerja seperti Hybrid, tapi jenis ini bisa dicas dengan sumber listrik ekternal. ***
0 komentar:
Posting Komentar