Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

CPO Ketuk 2020 di 700 dolar/Ton!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Rabu 28-12-2019
CPO Ketuk 2020 di 700 dolar/ton!
H. Bambang Eka Wijaya

DI ambang peralihan tahun minyak sawit atau crude palm oil (CPO) mengetuk 2020 pada harga tertinggi sepanjang tahun, Myr2920/ton. Dengan kurs dolar AS 4,13 ringgit, berarti 707,02 dolar AS/ton. Itu harga di Pasar Derivatif Malaysia, Jumat (13/12/2019).
Pesatnya kenaikan harga CPO menjelang pergantian tahun, berkat perkiraan bakal ketatnya pasokan CPO tahun depan. Itu akibat program pencampuran biodiesel sawit untuk BBM solar di Indonesia B30 yang akan mengonsumsi 10 juta ton CPO, dan di Malaysia B20 menghabiskan 1,6 juta ton setahun. Demikian dilansir Reuter seperti dikutip CNBC Indonesia (13/12/2019).
Bukan itu saja. Pasokan CPO tahun depan juga diperkirakan bakal menyusut oleh penurunan produksi tahun 2020, dampak dari kekeringan panjang yang melanda Indonesia dan Malaysia tahun 2019.
Bahkan pada November lalu, stok minyak sawit Malaysia sudah turun 4,1% dari bulan lalu, menjadi 2,26 juta ton. Juga ekspor CPO Malaysia turun. Berdasar data surveyor kargo Societe Generale de Surveillance, ekspor minyak sawit Malaysia untuk priode 1-10 Desember 2019 turun 11,4% ke 376.659 ton dari priode yang sama bulan sebelumnya sebesar 425.010 ton.
Sementara minyak sawit Indonesia, menurut data BPS sepanjang Januari-Oktober 2019 volume ekspornya sebesar 23.852.729 ton, naik tipis dari priode sama 2018 sebesar 23.852.070 ton.
Namun demikian, nilai ekspor CPO Indonesia Januari-Oktober 2019 turun signifikan, yakni menjadi 12,30 miliar dolar AS, dibanding priode sama 2018 sebesar 15,04 miliar dolar AS. Ini terjadi akibat harga CPO sepanjang tujuh bulan sejak awal tahun 2019 amat rendah, bahkan pernah 412 dolar AS/ton.
Diharapkan kisah buruknya harga CPO itu tinggal sejarah. Terutama dengan lancarnya peningkatan program B20 menjadi B30 pada 2020, dan naik lagi menjadi B40 mulai 2021, harga CPO akan bisa bertahan pada tingkat yang wajar.
Harga wajar CPO dimaksud terkait dengan kemungkinan akan dikendalikan oleh pemerintah agar tidak terlalu tinggi, khususnya agar tidak menyebabkan inflasi. Contohnya pada November 2019 ketika kenaikan harga CPO tembus 600 dolar AS/ton, menurut BPS telah menyumbang inflasi.
"Harga CPO bulan ini mengalami kenaikan sehingga inflasi industri mencapai 0,37% dan memberikan andil inflasi IHPB non-migas sebesar 0,18%," ujar Kepala BPS Suhariyanto. (Kompas.com, 2/12/2019)
Harga CPO pasti akan dikendalikan, karena kalau terlalu tinggi sebagai campuran solar, subsidi untuk solar jadi membengkak. ***


0 komentar: