Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Gelombang Panas di Laut Tewaskan Jutaan Hewan!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 26-01-2020
Gelombang Panas di Laut
Tewaskan Jutaan Hewan!
H. Bambang Eka Wijaya

GELOMBANG panas di dalam laut yang oleh para ahli disebut "Blob" telah menewaskan jutaan burung laut akibat kelaparan di Amerika Utara dari California sampai Alaska. Blob juga terbentuk di Pasifik Selatan, pesisir timur Selandia Baru, terlihat dari angkasa luasnya satu juta kilometer persegi.
Blob dideskripsikan sebagai efek dari heat wave (gelombang panas) yang terjadi di dalam laut. Blob pernah muncul 2013, lalu pada 2015 ketika dimulainya fenomena cuaca El Nino.
Fenomena Blob terjadi ketika gelombang panas dalam laut meningkatkan suhu laut sebesar 3-6 derajat celcius dalam jarak sekitar 1.600 km. Peningkatan suhu laut tersebut menghancurkan ekosistem yang ada di dalamnya. Terdapat penurunan drastis jumlah alga serta banyak hewan laut, dari udang sampai paus.
Peningkatan suhu tersebut juga memunculkan alga beracun yang berserakan di sepanjang pesisir barat Amerika Utara. Semakin banyak hewan mati karena memakan alga tersebut.
Sepanjang musim panas 2015 dan musim semi 2016 jutaan burung itu ditemukan mati di sepanjang pesisir barat Amerika Utara. Beberapa jenis hewan lain yang diprediksi mati dàlam jumlah masif antara lain singa laut, tufted puffin, dan paus baleen.
Namun dari skala dan banyaknya jumlah, tak ada yang melampaui common murres (aneka burung laut kawasan dingin). Sekitar 62.000 murres terdampar di pesisir lautan. Diperkirakan ada satu juta murres mati, tutur para peneliti ari University of Washington yang mempublikasikan penelitian mereka di Plos One. Sekitar 4.600 bangkai burung ditemukan dalam satu kilometer.
Burung-burung ini mati kelaparan karena tidak ada ikan atau hewan kecil yang bertahan akibat Blob. "Skala kerusakan dari Blob sangat mengkhawatirkan. Ini merupakan peringatan yang sangat penting karena berdampak langsung pada ekosistem lautan," tutur ketua peneliti John Platt dari University of Washington. (CNN/Sains.Kompas, 16/1/2020)
Pada September 2019 para peneliti dari Univetsity of Washington menemukan Blob terbentuk di pesisir barat Amerika Utara, kawasan negara bagian Washington. Fenomena yang sama terjadi di pesisir timur Selandia Baru.
Dari 1982-2016, jumlah terjadinya gelombang panas dalam laut meningkat 82%. Gelombang panas juga meningkat dari segi frekuensi, dengan konsentrasi terbesar di Atlantik Utara.
Para peneliti memprediksikan fenomena ini berkaitan dengan pemanasan global. "Pemanasan global berkaitan dengan gelombang panas," ujar Platt. ***

0 komentar: