Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Imlek, Monster Datang Memangsa!

Artikel Halaman 8, Lampung Post, Jumat 24-01-2020
Imlek, Monster Datang Memangsa!
H. Bambang Eka Wijaya

DAHULU kala, "Nian" yang dalam bahasa Tionghoa kini berarti "tahun", adalah sosok monster buas dan ganas. Setiap hari pertama awal musim semi, yang sekarang dirayakan sebagai tahun baru Imlek, monster itu datang ke desa memangsa warga, sekali terkam beberapa orang dilahapnya.
Warga desa menjadi amat takut pada monster tersebut. Setiap menjelang musim semi tiba, seluruh warga mengungsi dan bersembunyi di gunung menghindari ancaman sang monster.
Menjelang suatu musim semi, datang seorang kakek ke desa itu. Si kakek meminta warga agar tidak mengungsi menghindari monster. Ia menjamin akan bisa melindungi warga mengatasi keganasan monster itu. Tapi tak seorang pun warga desa itu yang percaya, dan mereka memboyong semua keluarganya mengungsi ke gunung. Sejumlah pria kemudian dari balik bukit mengintai apa yang terjadi malam pertama musim semi itu.
Dari balik bukit terlihat kakek tua itu membuat ornamen kain merah di bagian depan barisan rumah warga yang menghadap ke pantai. Lalu dia buat beberapa tumpukan kayu untuk api unggun di pekarangan rumah warga.
Malam tiba, dari teras loteng rumah warga kakek mengamati jauh ke tengah laut. Dari tengah laut terlihat monster bermulut besar dengan saing menyeringai tajam, berjalan menuju ke desa.
Si kakek segera menyulut semua api unggun di sepanjang pantai, dengan pantulan ornamen kain merah dinarnya mencekam ke arah laut. Sang monster menghentikan langkahnya, meski sudah dekat. Ia heran pada perubahan yang terjadi di pantai. Ketika ia coba mendekat panasnya api menyengat, disusul suara letusan rentengan mercon yang bertubi-tubi.
Monster itu ternyata ketakutan dengan api dan cahaya merahnya dengan serangan letusan mercon. Ia lari tunggang langgang kembali ke tengah lautan hingga hilang dari pandangan sang kakek. Kakek pun tertawa terpingkal-pingkal. (ChinaAZZ.com)
Orang-orang dari balik bukit yang menyaksikan semua kejadian itu segera turun ke desa, dan sebagian lagi menyusul keluarga dari gunung untuk turun. Malam itu mereka merayakan kali pertama datangnya musim semi, yang kini disebut Hari Raya  Musim Semi atau Imlek.
Heboh suara pesta mereka menabuh segala bunyi-bunyian, didengar desa tetangga yang datang melihat dan kemudian melakukan hal sama di desanya. Berantai desa ke desa, pesta ini berlangsung berhari-hari.
Puncaknya saat bulan purnama tiba (Cap Go Meh), orang ramai-ramai ke pantai dengan bersuka ria karena monster Nian tak terlihat lagi di bawah terangnya sinar bulan.
Gong Xi Fat Choi! ***


0 komentar: