Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Rupiah Menguat ke Level 13.700!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 16-01-2020
Rupiah Menguat ke Level 13.700!
H. Bambang Eka Wijaya

EKONOMI Indonesia memasuki 2020 dengan fondasi yang amat kokoh, hingga kurs rupiah terhadap dolar AS akhir pekan lalu (11/01) ditutup menguat signifikan pada level 13.700, tepatnya pada Rp13.765/dolar AS. Ini jauh di atas kurs rupiah terhadap dolar pada Asumsi APBN 2020, Rp14.400/dolar AS.
Fondasi ekonomi yang kokoh menopang mata uang rupiah itu pertama, inflasi tahun kalender 2019 yang terendah sepanjang 20 tahun, yakni pada 2,72%.
Kedua, cadangan devisa Indonesia per 31 Desember 2019 mencapai tertinggj sepanjang tahun, sebesar 129,18 miliar dolar AS. Jumlah itu merupakan peningkatan 2,5 miliar dolar dari bulan sebelumnya.
Ketiga, konsumsi rumah tangga sejak Triwulan II 2019 mencapai pertumbuhan tertinggi sepanjang 21 Triwulan yakni sebesar 5,17%, dengan kontribusinya terhadap Produk Domeatik Bruto (PDB) lebih dari 55%. Dengan konsumsi rumah tangga yang amat kuat itu, inflasi yang terendah dalam 20 tahun itu bukan sebagai akibat lemahnya daya beli rakyat, tetapi justru sebaliknya didukung oleh daya beli masyarakat yang kuat.
Keempat, harga dua komoditas unggulan nasional, minyak sawit (CPO) dan karet, sedang membaik dan akan terus membaik ke depan. Harga referensi CPO untuk Bea Keluar (ekspor) 729,72 dolar AS per ton, sedang harga karet di bursa Tokyo 177 yen/kg, atau sekitar Rp22.519/kg.
Pemakaian minyak sawit untuk biodiesel campuran solar B30, dengan produksi tahun 2020 diprediksi menurun akibat kemarau panjang 2019, harga CPO kemungkinannya akan terus naik.
Sedangkan harga karet, akan bisa bertahan dengan pasokan karet dunia terpangkas hama penyakit tanaman yang merusak lebih 400 ribu hektare pohon karet di Indonesia dan Thailand.
Kelima, faktor eksternal, perang dagang AS-Tiongkok kian mereda setelah tercapai kesepakatan untuk penandatanganan damai medio Februari. Dengan meredanya ketegangan antara dua raksasa ekonomi dunia itu, diharapkan rantai pasok segera pulih sehingga tekanan terhadap ekspor Indonesia juga akan berkurang.
Selebihnya, tergantung pengelolaan ekonomi nasional berselancar di tengah gelombang nasional dan internasional 2020, yang bisa jadi banyak tantangan tak terduga. Misal, eskalasi konflik AS-Iran yang bisa menjadi bom waktu Perang Dunia.
Di dalam negeri, banyak sumbu pendek yang salah sentuh bisa merepotkan. Ada skandal Jiwasraya, ada skandal Asabri, yang ekornya bisa mengimbas ke mana saja. Mungkin skandal lain lagi, yang bukan mustahil terungkap dalam pembenahan BUMN. ***

0 komentar: