Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Natuna, Untung Tak Ada Tiongkok!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Senin 13-01-2020
Natuna, Untung Tak Ada Tiongkok!
H. Bambang Eka Wijaya

BEGITU Susi Pudjiastuti bukan lagi menteri kelautan dan perikanan, tersiar tak ada lagi penenggelaman kapal pencuri ikan, kapal nelayan asing ramai melaut di perairan Natuna. Terakhir, tiga kapal nelayan Tiongkok dikawal penjaga pantai negerinya, bertahan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Indonesia heboh, pejabat senior dan anggota parlemen pro-kontra soal langkah yang harus diambil. Pihak yang bersikap lunak dan cenderung kompromi atas kehadiran kekuatan asing di Natuna, jadi sasaran sindiran pihak yang menghendaki Indonesia bersikap keras dan tegas soal kedaulatan.
Polemik domestik itu memancing reaksi pihak Tiongkok, mengklaim Natuna kawasan historis tempat nelayan mereka menangkap ikan sejak dahulu kala. Kemlu RI (2/1/2020) memprotes klaim Tiongkok itu.
"Sehubungan dengan pernyataan Jubir Kemlu Tiongkok pada 31 Desember 2019, Indonesia kembali menegaskan penolakannya ataa klaim historis Tiongkok atas ZEE.," tulis Kemenlu dalam eilisnya. (CNBC Indonesia, 4/1).
"Terkait nine dash yangbsiklaim Tiongkok, sampai kapan pun juga Indonesia tidak akan mengakui dan apa yangbsisampaikan Pak Presiden bahwa itu bukan hal yang ha3us dikompromikan karena hak berdaulat kita sudah jelas," tegas Menlu Retno Marsudi, Senin. (detiknews, 6/1).
Pemerintah pun menghadirkan sejumlah kapal perang dan sejumlah pesawat tempur F16 juga Natuna. Kehadiran mesin perang Indonesia itu membuat kapal asing diam-diam menjauh. Natuna akhirnya bersih dari kekuatan asing.
Melihat manuver kekuatan militer Indonesia yang demikian serius, Jubir Kemlu Tiongkok, Geng Shuang, merilis keterangan pers regular di situs Kemlu Tiongkok Selasa (7/1).
"Seperti yang saya bilang, soal perkembangan maritim baru-baru ini, Tiongkok dan Indonesia telah menjalin komunikasi satu sama lain lewat saluran diplomatik. Tiongkok dan Insonesia adalah mitra strategis yang komprehensif," tulis Geng dalam rilisnya.
Rabu pagi (8/1) Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan akan mengerahkan nelayan dari Pantura Jawa ke Natuna. "Besok saya akan mengerahkan nelayan-nelayan, sudah ada 470 nelayan dengan kapalnya yang mendaftar, mau datang ke sana untuk meramaikan Natuna," kata Mahfud.
Pada hari yang sama, Presiden Jokowi juga datang ke Natuna memastikan, dari dulu sampai sekarang, Natuna adalah Indonesia.
Untungnya, kini tak ada lagi Tiongkok di Natuna. Semua nelayan dan kekuatan militer yang dikerahkan akan selalu aman sentosa. Apalagi ikan melimpah, nelayan betah. ***




0 komentar: