Artikel Halaman 8, Lampung Post Jumat 31-01-2020
Banjir, Curah Hujan Tambah Besar!
H. Bambang Eka Wijaya
AWAL 2020 ditandai banjir besar melanda Jakarta, curah hujan bertambah deras. Di kawasan Halim curah hujan 337 mm/hari, rekor sejak pertama pencatatan tahun 1866. Kenapa air hujan bisa bertambah banyak sekali, hingga praktis menenggelamkan Jakarta sepekan?
Penyebabnya bersifat global. Dilansir DW Made for Minds, Jumat (17/1/2020), PBB menyampaikan dekade terakhir adalah yang terpanas, dan sepanjang 2019 yang terpanas sepanjang sejarah.
Kepala Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Petteri Taalas menyatakan, Tahun 2019 meninggalkan serangkaian peristiwa kondisi cuaca dan iklim ke tahun 2020. Penyebabnya, karena tingginya tingkat gas rumah kaca yang membuat panas terperangkap di atmosfer.
Hal itu menyulut pemanasan global dengan salah satu dampaknya naiknya suhu di lautan dunia, khusuanya pada 2019. Menurut studi dalam jurnal Advances in Atmospheric Sciences, dari data 1950-2019, suhu rata-rata lautan dunia pada 2019 lebih tinggi 0,075 derajat Celcius.
Meski angkanya tak terlihat signifikan, ternyata dibutuhkan panas sebesar 228 sextilion Joules untuk mencapainya. Jika dikonversi dengan energi bom atom Hirosima pada 1945, jumlah panas yang kita tambahkan ke lautan selama 25 tahun terakhir setara dengan 3,6 miliar ledakan bom atom Hirosima.
Menurut Lijing Cheng dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, energi bom atom Hirosima "hanya" 63 miliar Joule. Penulis studi di jurnal, John Abraham dari University of St. Thomas di Minnesota menyebut pemanasan laut pada 2019 setara dengan menjatuhkan lima bom atom Hirosima setiap detik, siang dan malam, 365 hari dalam setahun.
Dengan energi sebesar itu, dampaknya tidak main-main. Pemanasan laut menyebabkan es mencair lebih cepat sehingga permukaan laut naik. Sekaligus meningkatkan jumlah air yang menguap ke atmosfer. "Ini membuat badai dan topan lebih kuat, serta hujan lebih deras," tegas Abaham. (Kompas.com, 17/1)
Merujuk kebakaran hutan yang telah melumat 11 juta hektar lahan di Australia dan masih terus marak, untuk mengatasi pemanasan global PBB mengingatkan emisi karbon harus turun 7,6% per tahun. Emisi buatan manusia harus turun sebagai upaya membatasi naiknya suhu menjadi 1,5 derajat Celcius sesuai Perjanjian Paris 2015.
Sejak pencatatan cuaca modern 1850, suhu global telah meningkat rata-rata 1,1 derajat Celcius. Dengan kondisi emisi karbondioksida saat ini, kita tengah menuju peningkatan suhu 3 hingga 5 derajat Celcius pada akhir abad ini," ujar Taalas. ***
0 komentar:
Posting Komentar