Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Resesi, Bencana tanpa Pintu Darurat!

Artikel Halanan 8, Lampung Post Senin 31-08-2020
Resesi, Bencana tanpa Pintu Darurat!
H. Bambang Eka Wijaya

AKIBAT pandemi Covid-19, resesi global menyergap. AS, Jepang, Jerman, Inggris, Korea Selatan hingga Singapura, mengakui kena resesi. Itu karena resesi tanpa pintu darurat, meski banyak duit mereka tak bisa melompat keluar dari resesi.
Dengan kenyataan resesi global itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani berusaha realistis. Tak mungkin membuat lompatan besar keluar dari pandemi Covid-19 dan resesi bawaannya.
"Kalau indikator di Juli, di kuartal III, terjadi down side risk, suatu risiko nyata. Kuartal III di kisaran 0% hingga negatif 2%," kata Sri Mulyani di konferensi pers APBN (25/8/2020).
Jika proyeksi tersebut terealisasi, artinya Indonesia menghadapi pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturutturut. Maka perekonomian Indonesia masuk kategori resesi teknikal.
Ia menjelaskan kinerja perekonomian pada kuartal III tidak sesolid yang dibayangkan.
Faktanya, kinerja ekspor dan impor, hingga indikator tingkat produktivitas manufaktur serta sektor kuangan justru kembali ke zona negatif pada priode Juli 2020 ini.
Sri Mulyani mengatakan, kunci utama untuk mengerek kinerja perekonomiam pada kuartal III adalah investasi dan konsumsi domestik.
"Kalau tetap negatif meski pemerintah sudah all out, maka akan sulit untuk masuk ke zone netral tahun inj," ujar. (Kompas.com, 25/8)
Menurut dia, Presiden Joko Widodo telah meminta beberapa menteri untuk fokus pada indikator investasi yang sempat mengalami kontraksi cukup dalam, yakni minus 9,61%.
Di sisi lain, dari sektor konsunsi, selain bansos yang digelontorkan pemerintah, juga diperlukan dorongan dari kelas menengah dan atas.
"Outlook kita sangat tergantung konsumsi dan investasi, dan pemerintah akan melakukan berbagai kebijakan untuk mengembalikan confident itu," imbuh Sri.
Sayangnya, menurut Kepala BPS Suhariyanto beberapa waktu lalu, justru di saat kritis warga kelas menengah cenderung menahan diri untuk tidak membelanjakan uangnya.
Masalahnya, resesi tak punya pintu darurat. Jika melompat, hanya menabrak tembok dan terpental kembali ke jurang resesi.
Karena itu negara maju tak coba melompat, tapi membangun tangga untuk bisa cepat keluar dari jurang resesi. Resesi yang berlarut, menjadi depresi.
Syarat keluar dari resesi dampak Covid adalah selesai dulu urusan dengan Covid. Indonesia mengalami kesulitan untuk lepas dari jerat Covid-19. Harapan tinggal pada vaksin buatan Tiongkok. Jangan pula, andalan untuk keluar dari resesi juga investasi dari Tiongkok. ***




0 komentar: