Artikel Halaman 8, Lampung Post Rabu 30-09-2020
GeNose Deteksi Covid Lewat Nafas!
H. Bambang Eka Wijaya
ALAT pendeteksi Covid lewat hembusan nafas temuan Universitas Gadjah Mada (UGM) telah dipresentasikan kepada Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Alat itu diberi nama GeNose, aplikasi kecerdasan buatan (Artificial Inteliligence).
Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro (Metrotv, 25/9) mengatakan, dengan GeNose deteksi Covid-19 bisa lebih cepat dan murah. Hasilnya bisa diketahui secara real tume. Lebih murah, dengan alat seharga Rp40 juta bisa dites 100.000 orang, per orang hanya Rp4.000.
Berdasarkan hasil uji profiling (kalibrasi) dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayanhkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro, Yogyakarta, tingkat akurasi GeNose terbilang tinggi, yakni 97%.
Selanjutnya, GeNose memasuki uji diagnostik (uji klinis) yang akan dilakukan secara bertahap dan tersebar di sejumlah rumah sakit di Indonesia.
Menurut Bambang Brodjonegoro, karena alat ini mengoperasikan kecerdasan buatan, alat tersebut juga akan terus belajar dan semakin pintar, hingga hasil deteksinya akan semakin lebih akurat lagi.
Aplikasi GeNose mendeteksi nafas yang diembuskan ke kantong plastik atau balon karet itu terhubung dengan sistem cloud vomputing untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time.
"Nafas orang yang diambj, diindera melalui sensor-sensor dan kemudian diolah datanya dengan bantuan kecerdasan buatan untuk pendeteksian dan pengambilan keputusan," tulis laman UGM.
Menurut laman UGM, GeNose bekerja secara cepat dan akurat mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama nafas seseorang.
Anggota tim peneliti GeNose Kuat Triyono mengatakan, "Kalau sebelumnya butuh waktu 3 menit, kemarin saat uji di BRIN sudah bisa turun menjadi 80 detik sehingga lebih cepat lagi." (Kompas.com, 25/9)
"Riset/BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 siap memberikan dukungan upaya finalisasi GeNose dalam bentuk dukungan uji klinis tahap 2," ujar Bambang Brodjonegoro.
Diharapkan, GeNose bisa segera dimanfaatkan secara masif oleh masyarakat. Setidaknya pada Desember 2020, alat yang dikembangkan para peneliti UGM ini bisa digunakan untuk skrining.
"Jika sudah uji klinis dan mendapat izin edar dari Kememkes, pasti alat disampaikan pada Satgas bisa menjadi alat tes untuk membantu upaya Indonesia meningkatkan rasio testing," tambahnya.
Hari itu (25/9), UGM menyerahkan GeNose ke Kemenristek/BRIN. ***